Malang, –Lima Kepala Daerah penerima bantuan proyek LSDP mengunjungi TPA Supit Urang kota Malang karena dinilai layak menjadi referensi nasional dalam model pengelolaan sampah.
Program Layanan Sampah Daerah Prioritas (LSDP) untuk tahun 2025 diungkapkan dalam rapat koordinasi pemerintah pusat dan daerah yang berlangsung di Malang, Jawa Timur.
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Ir Restuardy Daud MSc mengapresiasi, langkah Kota Malang dalam pengelolaan sampah. Khususnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang.
Menurutnya Malang telah memberikan contoh yang baik dalam penataan kawasan pengelolaan sampah di mana. TPA Supit Urang bisa menjadi referensi nasional dalam model pengelolaan sampah yang sedang dibangun.
Restuardy menjelaskan, Kemendagri saat ini tengah mengembangkan model pengelolaan sampah skala menengah dengan kapasitas 100-120 ton per hari, sebagai bagian dari rencana jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada TPA terbuka.
“Tahun 2028, diperkirakan TPA di Indonesia sudah penuh. Maka kita harus mulai berpikir untuk meminimalisir sampah yang dibuang ke TPA,” tambah Restuardy (6/9).
Saat ini terdapat 514 kabupaten/kota di Indonesia memerlukan penanganan sampah yang serius. Dari jumlah tersebut, 207 daerah sangat prioritas dan mendesak. Namun setelah disaring, hanya 30 kabupaten/kota yang menjadi prototipe pengelolaan sampah berbasis model baru ini.
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan ST MM menambahkan, Kota Malang siap dari segi teknis. Namun anggaran dana talangan menjadi fokus utama untuk tahun 2025.
“Kami menyiapkan anggaran sebesar Rp187 miliar untuk lima tahun ke depan, dengan alokasi awal Rp 65 miliar pada 2025. Dana talangan ini akan dibiayai oleh APBD dan nantinya diganti dengan dana dari pusat,” ungkapnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Noer Rahman Wijaya menegaskan, Kota Malang menjadi salah satu penerima manfaat utama dari program LSDP. Saat ini pengelolaan sampah mencapai 27 persen dan bisa meningkat hingga 50 persen dengan pengelolaan 150 ton sampah per hari.
“Ini bisa mengurangi beban TPA secara signifikan,” ujarnya.
Noer Rahman menekankan, Kota Malang siap menjadi tolok ukur nasional dalam penanganan sampah perkotaan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar Kota Malang lanjutnya, diharapkan mampu mempercepat proses pengelolaan sampah berkelanjutan. Tidak hanya untuk mengurangi sampah di TPS dan TPA, tetapi juga menjadi model pengelolaan sampah nasional yang inovatif dan berkelanjutan di masa depan