Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2024 ini menjadi sarana renungan akan perjuangan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Berdirinya Organisasi Budi Utomo saat 20 Mei 1908 menghadirkan nilai-nilai dari kebangkitan nasional yang masih relevan dan penting untuk diimplementasikan di era dewasa ini. Meski sudah lebih dari satu abad, nilai-nilai dari kebangkitan nasional perlu diterapkan dalam memperkuat karakter, nasionalisme, dan wawasan kebangsaan.
Nilai-nilai utama dari Kebangkitan Nasional mencakup berbagai aspek mulai dari semangat persatuan, nasionalisme, pendidikan, pembimbingan moral, dan pengabdian kepada bangsa dan negara. Semangat persatuan terlihat dalam gerakan toleransi dalam bingkai kebhinekaan. Kebangkitan nasional sudah sepatutnya menyatukan berbagai lapisan masyarakat dengan berbagai latar belakang berbeda. Nasionalisme tercermin dalam kesadaran kolektif akan pentingnya kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Pendidikan serta pembimbingan moral sudah tercermin pada pendidikan karakter yang ditegaskan di sekolah sejak dini. Kemudian, pengabdian kepada bangsa adalah dedikasi dan rela berkorban demi kemajuan bersama.
Aktualisasi nilai-nilai kebangkitan nasional cukup krusial dilakukan di era globalisasi saat ini. Ciri khas bangsa Indonesia perlu ditonjolkan melalui penguatan karakter bangsa. Penguatan karakter bangsa merupakan landasan penting dan krusial dalam membangun masyarakat yang bertanggung jawab, berintegritas, beretika, dan bermoral. Nilai-nilai Kebangkitan Nasional dapat diterapkan melalui beberapa cara, yaitu mulai dari pendidikan karakter, optimalisasi kegiatan ekstrakurikuler, reminder jasa pahlawan, serta penanaman keteladanan pemimpin.
Pada pembangunan pendidikan karakter di sekolah, standar kurikulum pendidikan harus mengintegrasikan nilai-nilai kesatuan, nasionalisme, patriotisme, dan rela berkorban demi majunya bangsa. Dengan fasilitas pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di bangku sekolah, generasi muda diharapkan dapat memahami konsep rela berkorban demi bangsa dan tanah air. Generasi muda menjadi sadar akan pentingnya tugas mereka sebagai agent of change (agen perubahan) yang akan memimpin masyarakat ke depannya.
Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di sekolah juga dapat menjadi aktualisasi nilai dalam pengatan karakter. Kegiatan seperti OSIS, pramuka, dan kegiatan sosial dapat menanamkan nilai-nilai Kebangkitan Nasional. Siswa akan belajar dan berproses untuk bisa membangun kerja sama, mengeluarkan pendapat, menghargai perbedaan, melayani masyarakat, dan membangun arah masa depan sebagai bekal di dunia kerja nantinya.
Slogan “Jas Merah” yang merupakan singkatan “Jangan Melupakan Sejarah” bukanlah sebuah gurauan belaka. Pahlawan yang gugur dalam mencapai kemerdekaan harus dikenang, dihormati, dan diteladani. Melalui pembelajaran sejarah yang menekankan arti perjuangan dan semangat kebangsaan, generasi muda dapat memahami arti perjuangan dan pentingnya persatuan.
Sosok pemimpin merupakan tokoh yang seharusnya menjadi teladan masyarakat. Pemimpin bukan hanya jabatan di tahta tertinggi, melainkan juga sosok yang merangkul tiap anggota yang ada. Pemimpin di tingkat nasional maupun lokal harus menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai kebangsaan demi kemaslahatan umat. Gagasan, kompetensi, kejujuran, integritas, komitmen, dan pengabdian para pemimpin sudah sepatutnya menginspirasi masyarakat.
Kemudian, aktualisasi nilai-nilai dalam wawasan kebangsaan yang kuat adalah modal penting untuk menjaga kestabilan, keutuhan, dan kedaulatan bangsa. Nilai-nilai Kebangkitan Nasional dapat diterapkan dalam wawasan kebangsaan melalui beberapa hal, seperti sosialisasi terkait wawasan kebangsaan, mindset yang sadar akan pentingnya wawasan kebangsaan, dan optimalisasi media dan komunikasi publik.
Sosialisasi atau penyuluhan terkait wawasan kebangsaan perlu dirancang dengan saksama. Program sosialisasi terkait pentingnya wawasan kebangsaan perlu dicanangkan di berbagai lapisan dan komponen masyarakat. Pendidikan formal dan informal juga perlu menekankan pentingnya memahami dan menghargai keanekaragaman sebagai kekayaan bangsa. Sosialisasi perlu diawali pada penekanan bahwa bangsa ini plural dengan berbagai keragaman di dalamnya.
Pembangunan mindset yang sadar akan pentingnya wawasan kebangsaan juga cukup penting untuk membangun respect terhadap perjuangan pahlawan. Identitas nasional menjadi lebih kokoh dengan cara menggali dan mengenal sejarah serta budaya local. Pengenalan terhadap pahlawan nasional, tokoh perjuangan, serta nilai-nilai moral dan budaya membuat masyarakat lebih menghargai warisan bangsa dan melestarikan kekayaan budaya nasional.
Era digitalisasi yang tidak lepas dari media dan komunikasi Publik memegang peran penting, terutama bagi Gen Z. Media massa memiliki peran strategis dalam menyebarluaskan semangat kebangsaan. Ide-ide terkait wawasan kebangsaan dapat dikemas melalui konten video, poster, maupun gambar. Konten yang menonjolkan semangat demokrasi, persatuan, gotong royong, dan knasionalisnya perlu lebih banyak diproduksi.
Oleh karena itu, aktualisasi nilai-nilai Kebangkitan Nasional merupakan fondasi penting dalam memperkuat karakter dan wawasan kebangsaan. Melalui pendidikan, keteladanan, mindet, dan program yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat, nilai-nilai seperti demokrasi, persatuan, nasionalisme, dan pengabdian dapat terus dioptimalkan. bangsa Indonesia akan semakin kokoh dalam menghadapi tantangan global era digitalisasi, sehingga masyarakat mampu menjaga keutuhan serta kedaulatan negata. Dengan demikian, nlai-nilai, Kebangkitan Nasional tidak hanya menjadi bagian dari sejarah semata, tetapi juga menjadi pemacu untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi persatuan Indonesia. (*)