Danlantamal IX Ambon Bantu Nelayan Dua Kapal Timbang

IMG 20230605 132552 - Zonanusantara.com
Foto Setiawan Liu

AMBON– Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon Brigadir Jenderal TNI (Mar) Said Latuconsina memberikan bantuan kepada nelayan berupa dua unit kapal timbang untuk para nelayan di Maluku Barat Daya, Kepulauan Banda (Maluku Tengah) dan sebagian wilayah kab. Seram (bagian Barat dan Timur).

Brigadir Jenderal TNI (Mar) Said Latuconsina melihat ada keuntungan langsung keuntungan para nelayan bagaimana hasil tangkapannya saat melaut.

Read More

“Hasil tangkapan di laut, nelayan bisa langsung timbang dan jual di pasaran. Sehingga ikan bisa langsung dikonsumsi dalam kondisi fresh (segar),” Said Latuconsina melalui sambungan telepon Senin, 5 Mei 2023

Baca Juga :  Meriahkan HUT RI Ke-77, Hummock Hadirkan Promo Special

Nelayan di pulau Moa dan pulau Letti di Kab. Maluku Barat Daya mengucapkan Terima Kasih kepada Danlantamal IX Ambon, Said Latuconsina atas bantuan mendatangkan kapal timbang, Mutiara 39 (Moa) dan Hiroyosi 6 (Letti). Moa dan Letti adalah pulau terluar di Indonesia. Bahkan Letti, pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.

Nelayan dari kedua pulau tersebut langsung menjual ikan hasil tangkapan ke pasar. Dalam situasi normal, penjualan tidak masalah. “Tapi pada saat tertentu, nelayan mendapat hasil tangkapan melimpah. Kalau hanya dijual di pasar, pasti melebihi batas konsumsi masyarakat. Dengan adanya kapal timbang, mereka bisa langsung timbang dan dijual di luar Maluku Barat Daya,” kata Said Latuconsina.

Kehadiran kapal timbang Mutiara 39 di pulau Moa dan kapal timbang Hiroyosi 6 di Letti sudah berlangsung sekitar 4 bulan. Sehingga para melayan merasa terbantu dengan kehadiran kapal timbang.

Baca Juga :  Kapolres TTU dan PT Jasa Raharja NTT Bahas Keselamatan Berkendara dan Pelayanan Samsat

Hasil tangkapan yang melimpah, sedikitnya setiap hari nelayan menghasilkan ikan 2 – 3 ton. Hasil tangkapan nelayan kini dapat langsung dibawa ke kapal timbang Mutiara 39 yang sementara berlabuh di pantai Tiakur (Maluku Barat Daya). Sementara kapal timbang Hiroyosi 6 berlabuh di pulau Letti untuk langsung di jual.

“Masyarakat sangat berterima. karena harga ikan, tergantung kondisi alam. Hukum ekonomi berlaku, (yakni) semakin banyak (supply/pasokan), permintaan banyak, harga naik. Tapi kalau ikannya melimpah, permintaan sedikit, harga menjadi murah. Bahkan nelayan terpaksa buang ke laut karena membusuk. Sering seperti itu,” kata Said Latuconsina. (Setiawan Liu)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *