Watampone – Debat kandidat pertama yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, berlangsung dengan meriah di salah satu hotel di Watampone, Rabu (30/10) malam. Meski acara dipenuhi riuh pendukung masing-masing pasangan calon (paslon), jalannya debat tetap tertib berkat arahan presenter Sony Tulung dan Veronika.
Debat ini menghadirkan tiga paslon, termasuk paslon nomor urut 3, Andi Asman Sulaiman dan Andi Akmal Pasluddin, yang mengusung slogan “BerAmal.” Dalam suasana yang kadang memanas, pasangan BerAmal tampak menonjol dengan cara komunikasi yang santai, menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat luas, terutama masyarakat akar rumput.
Program Simpel dan Berdaya Jangkau Masyarakat
Pasangan BerAmal mengedepankan program-program praktis, berfokus pada kebutuhan nyata masyarakat Bone, seperti peningkatan pelayanan administrasi publik dan revitalisasi sumber daya air. Tanpa basa-basi yang rumit, Andi Asman dan Andi Akmal berkomitmen untuk membawa perubahan lewat solusi yang nyata dan terjangkau bagi masyarakat.
Program ini bukan untuk terbang tinggi seperti layang-layang, tapi agar masyarakat bisa benar-benar merasakan manfaatnya. Fokus pasangan BerAmal terlihat jelas dalam visi mereka untuk mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien, termasuk perbaikan pelayanan administrasi seperti KTP yang bisa selesai di tingkat kecamatan. Selain itu, mereka menargetkan peningkatan kemandirian desa sebagai fondasi ekonomi Bone yang berkelanjutan.
Gaya Debat yang Tenang dan Bersahabat
Debat berjalan menegangkan, terutama ketika pasangan BerAmal seringkali dijebak dalam pertanyaan bernuansa teoritis dari lawan debatnya. Namun, Andi Asman menunjukkan ketenangan dan tetap fokus pada program, tanpa terperangkap dalam perdebatan teknis yang sulit dipahami masyarakat luas. Andi Akmal Pasluddin, sebagai calon wakil bupati, juga tampil sebagai penyeimbang dengan gaya komunikasi yang mendukung dan tidak terlalu menonjolkan diri, meski ia memiliki pengalaman di Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.
Gaya debat BerAmal yang tenang ini memberikan kesan santai namun tetap berbobot, jauh dari kesan debat kusir yang cenderung memanaskan suasana. Mereka menampilkan sosok pemimpin yang tidak hanya memahami persoalan masyarakat tetapi juga mampu berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dicerna.
Penyampaian Program yang Merakyat
Ketika paslon lain sibuk dengan argumentasi teoritis, BerAmal lebih memilih mendekatkan program-programnya pada kebutuhan riil masyarakat Bone. Dalam pidato penutupnya, Andi Akmal menggarisbawahi pentingnya memahami apa yang masyarakat harapkan dari pemerintah: program yang tidak sekadar visi tinggi, tetapi yang dapat dirasakan secara langsung.
“Bagi kami, program yang baik adalah program yang bisa diakses masyarakat, bukan hanya untuk elit atau mereka yang paham istilah teknis. Kami ingin menjangkau semua lapisan masyarakat Bone,” tegas Andi Akmal. Kehadiran mereka sebagai pasangan yang tetap rendah hati, meski dengan rekam jejak yang kuat, membawa angin segar bagi warga Bone yang mendambakan perubahan.
Debat Tanpa Drama, Paslon Menyatu di Akhir Sesi
Meski sempat terjadi perdebatan sengit, ketiga paslon menunjukkan kebesaran hati mereka. Di akhir debat, seluruh pasangan saling berangkulan, mengukuhkan bahwa kontestasi ini adalah bentuk dari proses demokrasi yang sehat. Bagi banyak penonton, debat ini menghadirkan nostalgia diskusi masa kuliah yang penuh semangat, namun tanpa berujung pada konflik.
Dengan suasana yang tetap hangat, pasangan BerAmal berhasil menarik perhatian dengan program yang dirancang khusus untuk masyarakat akar rumput, menunjukkan harapan bagi Bone untuk ke arah yang lebih baik.