Dray Vibrianto Dorong Program Proklim di Bone, Desa-desa Dekat Sumber Mata Air dan Pesisir Tanaman Bakau Jadi Perhatian Utama

88f08d98 3b80 4096 b8e0 23df77a209bd - Zonanusantara.com
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone Dray Vibrianto SIP MSi

ZONANUSANTARA.COM, BONE–Dalam upaya menjaga lingkungan hidup dan mengatasi perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone di bawah kepemimpinan Dray Vibrianto SIP MSi terus mendorong program Proklim untuk dicanangkan di setiap desa, terutama yang dekat dengan sumber mata air dan pesisir tanaman bakau.

Sebanyak 80 desa dan kelurahan telah bergabung dalam program Proklim, dengan target mencapai 90 persen desa sebagai “Desa Proklim” di Kabupaten Bone. Program ini diharapkan akan menjadikan desa-desa sebagai benteng terakhir dalam mengatasi kondisi lingkungan yang semakin tidak ramah lingkungan.

Read More
Baca Juga :  IGORNAS-Disdik Bersinergi untuk Kemajuan Olahraga di Sekolah

Salah satu cerita sukses yang menginspirasi adalah Desa Poleonro, yang terletak di Kecamatan Lamuru. Desa ini awalnya berada di daerah pegunungan dan merupakan daerah resapan air. Namun, berkat program Proklim, Desa Poleonro telah bertransformasi menjadi kampung Proklim yang sukses.

Kini, Desa Poleonro telah berubah dari daerah kering menjadi hijau. Mereka menggunakan energi terbarukan dari tenaga surya, melakukan pengolahan sampah dengan baik, dan masyarakatnya sangat aktif dalam mendukung program Proklim. Prestasinya pun luar biasa, Desa Poleonro meraih penghargaan tertinggi sebagai “Desa Proklim” yaitu penghargaan “Proklim Lestari.” Desa ini bahkan telah menjadi kiblat di Indonesia Timur, dan mantan Kepala Desa yang menginisiasi program ini diundang menjadi pembicara di luar negeri, termasuk di negara China.

Dray Vibrianto SIP MSi, yang memimpin program ini, mengungkapkan pentingnya program Proklim ini dikembangkan di desa. Proklim meliputi aspek adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, yang sangat relevan dalam menghadapi perubahan cuaca ekstrem seperti musim panas berkepanjangan yang tidak bisa diprediksi. Program ini berusaha untuk mengurangi dampak perubahan iklim di tingkat terkecil, seperti memahami pentingnya menjaga resapan air yang tidak dapat diganti.

Baca Juga :  SMP Negeri I Kefa Terima Ratusan Siswa Baru

Contoh konkret yang diberikan adalah penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, yang dapat menyebabkan tanah retak dan longsor ketika musim kemarau berubah menjadi musim hujan. Melalui program Proklim, masyarakat diajari untuk mengurangi dampak negatif seperti ini dan menjadi bagian dari solusi menjaga lingkungan.

Program Proklim di Kabupaten Bone terus berkembang, dengan potensi besar untuk mendorong lebih banyak desa menjadi Desa Proklim. Kabupaten ini berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga lingkungan hidup dan mengatasi perubahan iklim, dengan harapan bahwa upaya mereka akan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *