Karo Humas Ajak Masyarakat Wujudkan NTT Bangkit Menuju Sejahtera

IMG 20200818 WA0022 - Zonanusantara.com
Marianus A. Jelamu didampingi Dania T. A. Ledo
IMG 20200818 WA0022 - Zonanusantara.com
Marianus A. Jelamu didampingi Dania T. A. Ledo

Kupang, zonanusantara.com — Kepala Biro (Karo) Humas dan Protokol NTT, Jelamu Ardu Marius mengajak masyarakat NTT untuk mewujudkan NTT Bangkit Menuju Sejahtera.

Dikatakan, butuh kerjasama dan sinergi semua komponen masyarakat agar NTT bisa keluar dari kemiskinan dan provinsi dengan literasi terendah di Indonesia.

Read More

Marius yang saat itu didampingi Kabag Pers, Pengelolaan Pendapat Umum dan Pepustakaan, Diani T. A Ledo, mengatakan itu mengklarifikasi pernyataan Gubernur NTT Victor B Laiskodat yang dipertanyakan nitizen soal data dan parameter apa yang digunakan untuk menyatakan itu hingga viral di medsos, bahwa ada dua pulau besar yaitu Sumba dan Timor menyumbang jumlah angka kebodohan dan kemiskinan terbesar di NTT, menjelang HUT ke-75 Kemerdekaan RI,, 17 Agustus 2020.

“Sebenarnya di balik diksi dari Bapak Gubernur ini terkandung ajakan, ayo mari kita berubah dan memperbaiki diri supaya kita tidak tertinggal,” Jelas Marius Ardu Jelamu dalam keterangan pers di Ruang Media Center, Selasa (18/8).

Marius A Jelamu lebih lanjur mengatakan, kemiskinan dan kebodohan tidak hanya ada di dua pulau itu tapi juga ada di daerah -daerah lainnya di NTT.

Baca Juga :  Museum Ganesya, Destinasi Wisata Sejarah dan Budaya Indonesia

“Apa yang dikatakan Gubernur NTT terkait hal tersebut didasarkan pada data statistik. Berdasarkan data penduduk miskin yang dirilis BPS tahun 2019, total penduduk miskin yang ada di 10 kabupaten di dua pulau tersebut adalah 619.400 jiwa.

Pulau Flores yang terdiri dari delapan kabupaten punya penduduk miskin sebanyak 367.800 jiwa.

Sisanya sebanyak 159.000 jiwa tersebar di Sabu Raijua, Rote Ndao, Lembata dan Alor.

“Bila kita melihat lebih spesifik lagi. Data statistik BPS pada 2019, Enam Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi (dalam ribuan jiwa) masing-masing TTS 130, 3, Sumba Barat Daya 96,3, Kabupaten Kupang 92,0, Sumba Timur 77,4, Manggarai Timur 75,8, Manggarai 69,3.

Untuk 6 kabupaten dengan indeks kedalaman kemiskinan tertinggi mencakup Sumba Timur 8,57, Sumba Tengah 7,57, TTS 6,68, Sabu Raijua 6,20, Sumba Barat 5,11 dan Rote Ndao 5,08.

Sementara 6 kabupaten dengan indeks keparahan kemiskinan tertinggi yakni Sumba Timur 3,14, Sumba Tengah 2,20, TTS 2,09, Sabu Raijua 1,78, Sumba Barat 1,37 dan Rote Ndao 1,33. Rata pengeluaran per kapita per bulan dari masyarakat NTT adalah Rp373.992 , berada di bawah batas garis kemiskinan yang ditetapkan nasional pada Maret 2020 sebesar Rp. 454.652 ” jelas Marius.

Lebih lanjut, Marius mengungkapkan, kemiskinan tidak berdiri sendiri.

Terkait juga dengan indikator-indikator lainnya seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, sosial budaya dan indikator lainnya.

Baca Juga :  Elvira Ogom Ingatkan Anak-anak Waspada terhadap Covid-19

“Orang menjadi miskin bisa karena kemampuan untuk kelola potensi dirinya kurang maksimal, atau karena sumberdaya alam yang ada di sekitarnya kurang, ataupun karena tanahnya tandus sehingga tidak bisa dikelola secara manual butuh teknologi dengan cost tinggi,” jelas Marius.

Dikatakan Marius, Pemerintah Provinsi NTT seperti yang ditegaskan Gubernur NTT dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus kemarin, tetap berupaya keras untuk mewujudkan visi NTT Bangkit Menuju Sejahtera walaupun dalam situasi pandemi Covid-19.

Mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan, membangun infrastruktur, memajukan pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan serta pariwisata untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Kita bersyukur ketahanan ekonomi NTT terhadap dampak pandemi covid-19 sangat kuat. Kalau di triwulan kedua, ekonomi nasional terkontraksi pada minus 5,32 persen, NTT justru tumbuh 0,96. Sekali lagi kami mengajak masyarakat Nusa Tenggara Timur untuk membaca dan memaknai pernyataan bapak gubernur secara positif sebagai motivasi. Kita harapkan para bupati/walikota tetap menjaga trend pertumbuhan ekonomi yang positif.

Semua komponen terkait lainnya seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, perbankan, kalangan industri dan pemangku kepentingan lainnya di momentum 75 tahun kemerdekaan RI agar bergandengan tangan membangun NTT menuju kesejahteraan dan meningkatkan semangat literasi,” pungkas Marius.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *