KUPANG, Korban badai siklon di Kupang Nusa Tenggara Timur bersedia direlokasi ke tempat yang aman. Kesediaan warga merespon tawaran pemerintah yang akan membangun rumah bagi warga yang direlokasi pasca bencana alam di wikayah itu.
Damianus B dan Mathius Anunut, warga Kelurahan Belo, Kecamatan Maulafa, mengatakan siap direlokasi apalagi dibangunkan rumah oleh pemerintah setempat. Warga yang minta direlokokasi, korban dari banjir selama ini memgungsi ke rumah tetangga.
Dua warga tersebut mewakili keluarga lain yang selama ini tinggal di bantaran kali di Oepura. Ketika banjir bandang bersamaan dengan badai beberapa waktu lalu, sebagian rumah warga hanyut disapu banjir.
“Kami ada tujuh kepala keluarga dari 19 KK di RT18/RW08 Kelurahan Belo yang selama ini berdiam di Bantaran Kali Kuan Kobo, Oepura kota Kupang. Ada kk yang rumahnya rumahnya rusak total dihantam badai Seroja pekan lalu,”Mathius Anunut.
Terkait relokasi warga, diakui Damianus. Warga yang tinggal di Rt 18 ini mengaku,
ketua setempat sudah mendata warga yang mau direlokasi.
“Bapak Rt sudah mengambil KTP serta KK untuk diantar ke kantor Lurah dan diteruskan ke Kantor BPBD Kota dan Bapa Walikota Kupang Jefrison Riwu Koreh,” akuinya.
Pasca bencana badai silkkon, Gubernur dan Wali kota Kupang meninjau lokasi di mana warga mengungsi. Pemerintah lantas menawarkan solusi agar warga mau direlokasi. Pemerintah menyediakan lokasi untuk merelokasii warga.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) didampingi Walikota Kupang, Jefirstson R. Riwu Kore mengunjungi beberapa titik lokasi pengungsian dan daerah lokasi bencana akibat Badai Siklon Tropis Seroja di Kota Kupang.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur VBL minta warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan bencana agar mau direlokasi.
Dalam kunjungan itu Gubernur menanyakan kondisi warganya yang memanfaatkan
Gereja GMIT Kaisarea, BTN Kolhua Kota Kupang sebagai lokasi pengungsian.
“warga yang rumahnya rusak berat dan yang ada di sekitar daerah aliran sungai Pemerintah Kota Kupang memutuskan akan direlokasi. Tinggal di tempat yang lebih bagus,” papar Gubernur Laiskodat.
Data BNPB, total korban jiwa meninggal mencapai 177 orang, sementara yang hilang 45 orang, 154 korban luka luka. Dalam peristiwa itu, 16.929 orang mengungsi, rumah rusak berat 13.184, rusak sedang 7.801 dan rusak ringan 30.575 unit.