BONE- Meraih jabatan politik harus dengan cara- cara elegan. Sangat tidak elok meraihnya dengan menglalkan segala cara.
Pandangan tersebut disampaikan Andi Irwandi Natsir dalam perbincangan lepas dengan sejumlah awak media di kediamannya di Jalan Andi Solulipu, Bone, Sabtu (26/3).
Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari FPAN ini mengaku sedih menyaksikan di lapangan masih ada praktek politik yang menyimpang dari asas demokrasi. ia mencontohkan, jabatan politis seperti kepala daerah, anggota dewan, semestinya diperoleh dengan cara terhormat.
“Masak jabatan terhormat diraih dengan cara tidak terhormat?”tandasnya.
Satu hal ia merasa tidak memberikan contoh kepada rakyat, manakala setiap event politik diwarnai dengan politik kotor seperti menghamburkan uang. Ia lantas mencontohkan pada pemilihan kepala sekalipun cara seperti ini acapkali terjadi.
“Bagi saya pemilihan kepala desa berpotensi mengkotak kotakkan masyarakat, efektifnya panjang,”ungkapnya.
Menurutnya, kearifan lokal jauh lebih berharga, ketimbang merusak tatanan demokrasi dengan cara-cara kotor tanpa memperhatikan kualifikasi.
Andi Irwandi Natsir merupakan politisi muda dari partai PAN. Ia mengawali debut politiknya dari tingkat paling bawah. Sebagai kepala desa di Desa Mattirowalie, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, beberapa tahun silam.
Selanjutnya, ia merambah partai politik dengan bergabung ke partai besutan Amien Rais. Tangga piramide teratas ia raih dengan menduduki jabatan sebagai wakil ketua DPRD Kabupaten Bone, 2009-2014.
Pada perhelatan politik berikutnya yakni pada pemilu 2014 ia mencalonkan diri sebagai anggota DPRD provinsi dan berhasil lolos. Jabatan yang sama ia perpanjang pada pemilu 2019 hingga kini.