Lima Lembaga Keagamaan Gandeng PWI Malang Raya, Berbagi Ceria dengan Yatim Piatu

Screenshot 2021 05 01 19 03 46 362 - Zonanusantara.com
Penyerahan bantuan kepada anak yatim piatu (Toski D)
Screenshot 2021 05 01 19 03 46 362 - Zonanusantara.com
Penyerahan bantuan kepada anak yatim piatu (Toski D)

 

MALANG, – Lima lembaga keagamaan menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya, berbagi cerita dalam 180 anak yatim-piatu di Pondok Pesantren Yatim Dhuafa (PPYD) Al Ikhlas, Singosari, Sabtu (1/5).

Read More

Kelima lembaga tersebut yakni, Takmir Masjid Abdullah Permata Jingga, Dompet Bina Umat Sejahtera (DBUSA), Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), PT Bank Nasional Indonesia (BNI) syariah dan Peleton Observasi Yonarmed 1 Roket Singosari Malang.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang juga Ketua Panitia Ramadan Masjid Abdullah Permata Jingga, Hastutiningsih mengatakan, pemberian santunan berupa uang, paket sembako, dan goody bag berisi makanan ringan tersebut di harapkan para santri di PPYD Al Ikhlas semakin rajin belajar dan bisa mewujudkan cita-citanya.

Baca Juga :  Bupati TTU Serahkan Hewan Kurban untuk Pengurus Masjid Al-Hidayah Eban

“Pemberian santunan ini sebagai bentuk kepedulian kami untuk saling berbagi,” kata dia.

Sementara itu Ketua PWI Malang Raya Cahyono mengaku bangga karena di tengah pandemi covid-19 ini masih banyak lembaga yang peduli pada anak yatim.

“Adik-adik santri PPYD Al Ikhlas, saya meminta untuk mendoakan lembaga dan orang-orang memberikan bantuan ini diberi kelancaran dan kesehatan,” tegasnya.

Di sisi lain, Pengasuh PPYD Al Ikhlas, Singosari, Ustad Ali Zubair merasa bersyukur atas kepedulian para pihak terhadap anak yatim.

“Alhamdulillah. Kita menjadi bagian dari orang-orang yang mencintai anak yatim,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Zubair, dirinya berharap kepada PWI Malang Raya agar dapat mensosialisasikan melalui tulisan kondisi PPYD Al Ikhlas sebagai pondok anak yatim dan dhuafa.

Baca Juga :  Kapolres TTU Perintahkan Polsek Jajaran Jadi Inspektur Upacara Di Sekolah

“Para santri disini banyak yang hafal Al qur’an dan hadist. Mereka juga punya banyak keinginan dan cita-cita sebagaimana anak-anak yang punya orang tua,” jelasnya.

Sebab, tambah Zubair, ketika di hari lebaran Idul Fitri, para santri merasa sedih sampai-sampai menagis, karena merasa rindu kepada orang tuanya.

“Di Malam takbiran, mereka sering menangis, mereka rindu orang tuanya,” tukasnya.

Sebagai informasi, kegiatan pemberian santunan kepada anak yatim-piatu tersebut menjadi ceria ketika muncul Kak Hakim yang ahli dongeng yang mampu membuat anak yatim piatu ini menjadi riang gembira dan ceria.

Mereka terlihat sangat antusias mengikuti dan mendengarkan dongeng Kak Hakim yang menceritakan tentang sahabat Nabi Muhammad,  Usman bin Affan.

Apalagi, disela-sela dongeng, Kak Hakim memberi banyak kejutan. Termasuk hadiah berupa doorprize bagi para santri yang dapat menjawab kuis dengan cerdas dan menyenangkan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *