Menaruh Harapan Pada Pemimpin Baru

IMG 20240908 162224 - Zonanusantara.com
Andi Abbas

Oleh Dr. Andi Abbas, SH, MH, M. Si

Tulisan ini saya buat atas landasan : Cinta Untuk Bone. Sebagai anak rantau yang selalu rindu akan kampung halaman.

Semenjak H. Muhammad Jusuf Kalla (JK) menjabat wakil presiden dua periode untuk dua presiden berbeda, Bone yang dikenal dengan sebutan Bumi Arung Palakka menjelma menjadi ikonik Bumi Pertiwi. Adalah sosok pak JK yang memantik ikonik itu.

Ada dua pemaknaan melekat erat dalam sosok JK. Pertama, energi menggerakkan dan yang kedua, energi memberi harapan. Nah dua energi ini yang kita tunggu dari tiga pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati di Bone yang sama sama kita cintai dan mengharapkan akan terbit matahari pagi yang terus bersinar, pada pemimpin baru dan harapan baru pasca Pilkada 2024

Read More

***

Gendereng pesta demokasi telah ditabuh oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Tiga paslon bupati dan wakil bupati telah mendaftar di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Ketiga paslon yang lolos setelah memenuhi ketentuan yang disyaratkan melalui instrumen politik yakni partai politik untuk ikut kontestasi pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di seluruh Indonesia.

Kita boleh menyebutkan tiga nama paslon tersebut di sini bukan untuk ikut mempromosikan, namun agar rakyat bisa memiliki bayangan kepada siapa mandat itu diberikan. Mereka antara lain Andi Rio Idris Padjalangi – Amir Mahmud, Andi Asman Sulaiman, Andi Akmal Pasluddin, serta Andi Islammudi Andi Irwandi.

Tentu saja tidak pada momen untuk membedakan siapa layak dan siapa yang tidak layak untuk diberikan pulung agar memimpin Bone lima tahun ke depan. Ketiga paslon ini merupakan putra-putra terbaik. Aset kekayaan sumber daya manusia yang dipunyai kota bumi Arung Palakka. Setidaknya menggambarkan kepada kita bahwa melalui pilkada ini akan lahir pemimpin terbaik di antara yang baik. Akan muncul 1001 pak JK yang lain untuk menyumbangkan pikiran, gagasan dan tenaga untuk bangsa dan negara.

Sejumlah pengamat menilai, platform kebijakan akan sangat menentukan pemenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Bone Sulawesi Selatan. Peneliti Saiful Mujani r and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad, sebagaimana dikutip Voice of Amerika (VOA) mengatakan bahwa semua paslon berpeluang memiliki kesempatan menang jika sosiliasi mereka berlangsung efektif. Selain itu, bergantung pada efektifitas sosialisasi mereka (paslon) di kalangan masyarakat.

Baca Juga :  Aktualisasi Nilai-Nilai Kebangkitan Nasional bagi Penguatan Karakter dan Wawasan Kebangsaan

Dalam catatan sejarah, daerah ini ikut berkontribusi besar dalam menyumbangkan salah satu putra terbaiknya ditingkat pusat. Sebut saja pak JK. Kecerdasannya tidak saja nasional namun sudah diakui dunia. Beberapa kali ikut terlibat aktif dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Masih basah dalam ingatan kita peristiwa Helsinki. Di mana pak JK mampu menyelesaikan masalah Gerakan Aceh Merdeka (GAM), lewat perjanjian Helsinki bersama Hamid Awaluddin dan tokoh nasional lainnya.

Rekam jejak pak JK memberi pesan kepada kita bahwa secara nasional sumber daya manusia asal Bone kini diperhitungkan. Warganya cerdas dan juga kritis. Walaupun banyak yang mungkin karena tingkat pendidikan, kecerdasannya masih di bawah standar atau minimalis. Dalam konteks pilkada, Saidiman mengatakan kritis, artinya pilihan masyarakat sangat bergantung pada hal-hal yang rasional sebetulnya. Misalnya rekam jejak dan platform kebijakan.

Kesuksesan para paslon sangat bergantung kepada penilaian kritis masyarakat. Visi misi mana yang menyentuh dan dapat diharapkan menjawab tantangan pembangunan di Kabupaten Bone ke depan. Pemimpin visioner diharapkan mampu mengubah wajah Kabupaten Bone, serta meletakkan demokrasi yang baik.

Selain itu adu strategi lewat visi-misi dan pendekatan melalui tokoh-tokoh kharismatik, elementer masyarakat lain yang bisa diandalkan sebagai vote gettes. Ketiga paslon beradu strategi. Membangun pendekatan yang humanis, melakukan sosialisasi ke akar rumput (stakeholder). Paslon yang mampu menarik simpati rakyat bakal memenangkan pertarungan. Pakar politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengatakan strategi yang perlu dilakukan partai politik dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024, hal terpenting dalam pilkada adalah elektabilitas para kandidat.

“Soal strategi yang harus dimainkan, yang pertama tentu yang paling penting strategi elektabilitas. Strategi membangun pencitraan, memoles pencitraan bagi kandidatnya,” kata Ujang Jumat, 19 April 2024.

Oleh karena itu, menurut Ujang, strategi yang tepat adalah mendorong figur yang memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi. “Agar bisa lebih di atas dari kandidat-kandidat lain,” kata dia.

Pengamat politik itu pun mengatakan hal tersebut berlaku untuk semua partai dan kandidat. “Kan ukuran dari elektabilitas dimulai dari popularitas. Popularitas itu kan belum tentu elektabilitas tinggi, tapi dari popularitas itu kesempatan untuk mendapat elektabilitas. Jadi popularitas dan elektabilitas harus seiring sejalan.”

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengimbau pemilih untuk mencermati calon sebelum hari pemungutan suara. Hal itu penting, supaya nantinya calon yang terpilih sesuai dengan harapan para pemilih.
“Untuk menjadi pemilih yang baik, yang lebih rasional, ya kita harus memahami dulu apa yang menjadi kebutuhan kita dan kebutahan masyarakat,” kata Titi Kompas.com, Selasa, 16 Oktober 12018.

Baca Juga :  Dosa - dosa di Pusaran Syahbandar Molawe dan Sikap Masa Bodoh Kemenhub

Setelahnya, pemilih dapat mencermati program dan gagasan yang ditawarkan oleh paslon lewat pemaparan visi misi. Langkah tersebut harus diimbangi dengan pengamatan rekam jejak calon. Jangan sampai, program yang ditawarkan hanya berupa janji tanpa adanya realisasi. “Kadang-kadang kan para calon itu bisa saja menyusun janji-janji manis. Teks-teks yang indah, tetapi ternyata tidak punya kredibilitas dan rekam jejak untuk direalisasikan,” ujar Titi.

Bahkan, pemilih juga harus cermat terhadap rekam jejak paslon. Dengan begitu, pemilih punya banyak pertimbangan dalam menentukan pilihannya. Mencari rekam jejak di era digital seperti saat ini, menurut Titi, tidak sulit. Pemilih bisa dengan mudah mencari tahu riwayat hidup calon melalui media daring, atau mencermati pernyataan-pernyataan di sejumlah pemberitaan. “Karena kan di era digital seperti ini track record ataupun rekam jejak digital seseorang akan sangat mudah ditemui,” katanya.

Kalaupun dengan cara-cara tersebut pemilih masih juga kesulitan menentukan pilihan, ujar Titi, solusinya adalah mencermati dari partai yang sejalan dengan ideologi pribadi, untuk kemudian melakukan pencermatan lebih lanjut. “Kalau misalnya sulit atau calon terlalu banyak, kita bisa mulai dengan para calon dari partai poltik yang sejalan dengan ideologi atau pandangan politik kita. Itu bisa membuat segala sesuatunya jadi lebih sederhana,” terangnya.

Pilkada 2024 rencananya akan dilaksanakan pada 27 November 2024. Hal ini diatur dalam Peraturan KPU No. 2 Tahun 2024 tentang Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2024.

Tahun ini, ada sebanyak 545 daerah di Indonesia yang akan melaksanakan Pilkada yang terdiri dari 37 pemilihan gubernur dan 415 pemilihan bupati/wali kota. Termasuk pemilihan gubernur dan bupati/wali kota di Kalimantan Selatan.

Meriahnya pesta demokrasi pun berlanjut. Spanduk dan baliho mulai bersebaran di berbagai titik. Spanduk, baliho dan billboard pun kembali seperti menjamur di mana-mana. Foto-foto dan nama-nama menghiasi jalanan dengan tagline andalanny masing-masing.

Khusus di Kabupaten Bone, para peserta merupakan anak kandung yang lahir dari rahim bumi Arung Palakka. Perbedaan politik tidak boleh memisahkan hubungan persaudaraan. Politik itu hanya lima tahun. Rasa persaudaraan kekal selamanya. Karena itu siapa pun pemenangnya adalah milik kita semua. Yang menang adalah rakyat. Bila kontestasi telah selesai, maka perbedaan pun tamat. Satu hal, bila belum mampu menjadi rembulan, cukuplah menjadi kunang-kunang yang dapat memberikan pencahayaan untuk menerangi alam sekitar.

Dr H. Andi Abbas SH, MH, M. Si. dosen dan pemerhati sosial.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *