Mengenang Sang Seniman Mbah Yongki

IMG 20230428 215906 - Zonanusantara.com
Ist

 

ZONA MALANG – Budayawan dan seniman Malang Raya menggelar doa bersama dan penghormatan kepada Yongki Irawan di Malang Creative Center (MCC) Jl. A. Yani No. 53 Blimbing Malang, belum lama ini.

Read More

Yongki Irawan merupakan seniman senior yang konsen di bidang seni dan budaya, hingga akhir hayatnya. Semasa hidupnya, ia lebih dikenal dengan nama mbah Yongki. Ungkapan ini sebagai rasa hormat oleh generasi muda yang mengikuti jejaknya di bidang seni dan budaya. Kini mbah Yongki telah tiada. Namun karya seni yang ditorehkan tak akan pernah lekang oleh waktu.

Acara bertajuk Tribut to Mbah Yongki Irawan yang dikemas dalam Kumpul Dulur ini, menampilkan film, tarian, geguritan, perform art, permainan Nyai Puthut, serta launching dan bedah buku Nyai Puthut karya Mbah Yongki.

Baca Juga :  Guru dan Orang Tua Anak Paud Ikut Workshop Pencegahan Stunting

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji dalam sambutannya menyampaikan Mbah Yongki adalah sosok yang kreatif dan inspiratif yang menjadi sumber rujukan.

“Mbah Yongki adalah sosok yang kreatif dan inspiratif. Karya-karyanya menjadi rujukan para budayawan dan generasi muda.” katanya.

Selanjutnya Sutiaji mengatakan akan memperkenalkan buku karya Mbah Yongki kepada siswa SD hingga SMA sebagai salah satu rujukan memahami seni budaya.

IMG 20230428 221213 - Zonanusantara.com
Ist

Sejumlah budayawan dan seniman yang hadir dalam gelaran acara Kumpul Dulur tersebut, diantaranya Romo Sindhunata, S.J.

Romo Sindhu mengatakan kebudayaan adalah Roh, yang harus dimiliki suatu bangsa.

“Kebudayaan adalah Roh. Bangsa tidak memiliki roh, kalau tidak punya kebudayaan.” tandasnya.

Wahyu Eko Setiawan yang akrab dipanggil Sam Wes bertindak sebagai koordinator kegiatan atau pelayaannya pelayan (istilah khusus), menjelaskan kegiatan ini selain untuk memberikan penghargaan dan penghormatan kepada Mbah Yongki Irawan juga untuk Prof. Henricus Supriyanto dan Agus Salim Gembo. Dua sosok seniman kawakan ini juga baru saja berpulang menghadap sang Pencipta.

Baca Juga :  Hari Bakti TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh Gelar Vaksinasi untuk Masyarakat

Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, Malang Raya telah kehilangan tiga sosok yang luar biasa kiprahnya di dunia seni budaya.

Prof. Henricus Supriyanto, adalah tokoh literasi (dokumentasi dan referensi) kebudayaan tentang ludruk, wayang, budaya panji dan lainnya. Sedangkan Agus Salim Gembo, seniman multitalenta yang sederhana dan aktif dalam berbagai giat sosial dan komunitas seniman lukis, teater, sastra, musik dan sebagainya.

Sam Wes menyampaikan hikmah momentum ini untuk membangun dan memperkuat kerukunan, gotong royong antar seniman dan budayawan. Serta membangun kesadaran untuk mendokumentasikan karya dan rekam jejak agar kita punya warisan yang bisa jadi inspirasi dan pemicu daya kreativitas generasi mendatang. Untuk membangun peradaban yang berbudaya.

Acara ditutup dengan doa dan tumpengan Sedulur Papat Limo Pancer yang memiliki filosofi tentang jati diri sendiri (jati diri manusia).

 

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *