BONE–Yayasan Perempuan Besse Kajuara Bone kembali mengadakan Pertemuan Sensitisasi 2 tentang Kusta dan Konsekuensinya di Aula Bappeda Kabupaten Bone Rabu, 24 Juli 2024. Acara ini melibatkan berbagai stakeholder, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), organisasi pemerintah dan non-pemerintah, serta perguruan tinggi.
Ketua Yayasan Besse Kajuara, Dr. Asia A. Pananrangi, MH menekankan pentingnya kesadaran tentang penyakit kusta. “Kusta adalah penyakit menular yang dapat disembuhkan. Cara mendeteksi penyakit ini tidak sulit, mirip dengan deteksi penyakit gula dan panu. Obatnya tersedia gratis di Puskesmas,” jelasnya. Ia berharap para peserta dapat menyebarkan informasi bahwa kusta bukanlah penyakit kutukan, melainkan penyakit yang bisa diobati.
Perwakilan dari NLR Indonesia, Mager Zero Leprosy Consequences Workstream, Arnoldus Jansen Angga Yanuar Risnanto, mengungkapkan dampak sosial kusta. Ia menekankan pentingnya mengatasi stigma sosial dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan pengobatan kusta. “Melalui kegiatan ini, kita bisa membangun kesadaran dan mendorong perubahan positif untuk menjaga kesehatan dan martabat setiap individu,” ungkapnya.
Sekretaris Bappeda Bone, Hj. Syamsidar, S.Sos., M.Si, juga mengajak peserta untuk bersatu dalam menzerokan kusta. “Puskesmas harus aktif, terutama di wilayah yang banyak penderita kusta. Wajib bagi Pokja Desa Sehat PKK untuk fokus pada masalah ini,” ujarnya. Syamsidar juga menekankan peran penting perguruan tinggi dalam menyuluhkan informasi terkait kusta.
Acara ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran masyarakat tentang kusta dan menghilangkan stigma yang melekat. Dukungan dari NLR Indonesia diapresiasi karena berkaitan erat dengan peningkatan indeks pembangunan manusia. (*)