KEFAMENANU,- Plt. Bupati Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Drs. Eusabius Binsasi, mengapresiasi peluncuran program PASTI (Patnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia) di Kabupaten TTU hasil kerjasama pemerintah daerah dengan Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI).
Peluncuran ditandai dengan penandatanganan MoU antara pemerintah daerah dan Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) di Aula Bapelitbangda TTU, Selasa (8/10/2024.
Peluncuran program PASTI dalam rangka penanganan stunting yang mencakup enam Kecamatan dan 39 desa di Kabupaten TTU.
“Apresiasi dan ucapan terimakasih tentunya kepada pihak WVI yang telah memilih kabupaten TTU sebagai salah satu sasaran program PASTI, dengan cakupan 6 Kecamatan dan 39 desa,” ungkapnya selepas kegiatan peluncuran.
Menurutnya, hal ini tentu akan berdampak positif dalam upaya percepatan angka pravelensi stunting di Kabupaten TTU.
“Semoga dengan semakin banyaknya pihak yang terlibat dalam pekerjaan kemanusiaan ini, kita dapat menyelamatkan anak-anak TTU dari persoalan stunting”, tuturnya.
Mantan Dirjen Bimas Katolik ini mengatakan, program PASTI yang dilaunching hari ini wajib didukung untuk bersama-sama belajar dan bekerja tentang bentuk intervensi yang paling sesuai dengan kondisi masyarakat di Kabupaten TTU.
Ia berharap, perangkat daerah yang menjadi mitra kerja Program PASTI agar membangun komunikasi dan koordinasi yang baik dengan semua stakeholder dari jenjang pemerintahan dari tingkat pemerintah desa hingga perangkat daerah harus proaktif demi suksesnya program ini.
Selain itu, penyajian data dan informasi yang berkualitas harus menjadi perhatian kita bersama karena menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pelaksanaan program ini.
Ia mengatakan, persoalan stunting memiliki variabel multi faktorial, tidak hanya terkait masalah gizi, namun juga dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi stunting, sehingga penanganannya membutuhkan keterlibatan lintas sektor.
“Ada beberapa Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki program dan kegiatan yang bersentuhan dengan persoalan gizi baik langsung maupun tidak langsung. Ini menjadi peluang dan potensi yang perlu dioptimalkan untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting di Kabupaten TTU,” ujarnya.
Ia meminta agar melalui kerjasama ini dapat mengidentifikasi berbagai program dan kegiatan dari semua OPD yang berkaitan dengan upaya penanggulangan stunting baik dalam bentuk intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif dengan langkah-langkah konkrit penanggulangan stunting.
Pemerintah desa juga perlu didorong untuk secara nyata dalam penanggulangan stunting dengan menggunakan dana desa sebab secara regulasi hal itu dimungkinkan. Pasalnya, Kabupaten TTU memiliki sumber daya yang cukup memadai untuk dapat mengatasi persoalan stunting.
“Perjanjian kerjasama ini adalah wadah yang tepat untuk mengoptimalkan dan mensinergikan sumber daya yang ada,” tukasnya.
Sementara itu, Eben Ezer Sembiring direktur program WVI menjelaskan program PASTI merupakan program pemerintah pusat melalui BKKBN sebagai pemimpin yang diamanatkan oleh presiden untuk percepatan penurunan stunting secara nasional.
Pelaunchingan program PASTI adalah tanda projek atau program ini diimplementasikan dimana dalam kerja-kerjanya juga perlu berkolaborasi dengan pemerintah Kabupaten dan Propinsi di mana program itu di implementasikan.
Program PASTI di TTU diperkenalkan bulan Agustus lalu disambut baik oleh kepala Bapelitbangda Kabupaten TTU dengan melakukan audiensi memperkenalkan program serta merancang langkah-langkah strategis berikutnya yang akan dilakukan mulai dari tahap persiapan hingga implementasi.
Pihaknya juga sudah melakukan pemetaan wilayah tingkat Kecamatan dan desa-desa untuk pendampingan program pascah kegiatan audensi.
“Sudah dilakukan (audiensi-red) dan hari ini kita melakukan juga workshop awal untuk memperkenalkan program ini kepada Camat, kepala puskesmas dengan penyuluh KB, juga kepala desa terkait perannya masing-masing. Semoga launching hingga workshop tersebut mendapatkan pemahaman bersama tentang implementasi program dan pemahaman peran,” tukasnya.