
Hendrika LW
Malam-malam, aku masih di sini
Di bawah lampu temaram
Yang mengejek-ejek wajah
Kusut tanpa asa, sepertiku
Malam-malam, tubuhku menggigil
Jiwaku terlebih lagi, membeku!
Dalam pelukan angin liar
Yang memanjaku sepanjang waktu
Tuan! Tuan!
Tengoklah, aku di sini
Aku menatapmu sedari tadi
Kala melewatiku tanpa permisi
Aku terus menatapmu
Tapi kau tak melihatku, sama sekali
Aku mengharap sapamu
Aku ingin kau menanyaiku,
Mengapa aku di sini?
Tapi kau diam saja,
Seperti mereka yang meringkusku
Tanpa bertanya
Ah, semua melihatku sebelah mata
Anak kurang ajar!
Anak bengal!
Anak nakal!
Tak kenal adap!
Susah diatur!
Dan entah apa lagi, julukanku
Tuan,
Bila kau tahu…
Sesungguhnya, aku tak ingin di sini
Jalanan ini,
terlalu kejam untukku
Jalanan ini,
mencabik-cabik asaku
Jalanan ini,
menjatuhkan harga diriku
Tapi…
Aku tak punya pilihan
Bila Tuan tahu,
Aku ingin di bangku sekolah,
Seperti mereka
dalam almamater terhormat
Aku ingin menggemgam harapan
dan impian yang membara
Tapi apa dayaku, Tuan!
Kakiku terpasung di sini
Dalam rantai jalanan,
yang aku tak tahu
bagaimana melepaskannya..
Suatu malam, di pinggir jalan
Hendrika LW, wartawan sastra, penulis buku antologi puisi ; Nyanyian Hati”
TInggal di Malang, Jawa Timur