BONE–Suasana penuh kebersamaan dan semangat Ramadhan terasa begitu kuat di Lapangan Merdeka Watampone saat Wakil Bupati Bone, Andi Akmal Pasluddin, secara resmi menutup kegiatan Ramadhan Fiest Vol.1 Tahun 2025. Acara yang telah berlangsung sejak 5 Maret 2025 ini menjadi ajang bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan usaha mereka sekaligus mempererat ukhuwah Islamiyah melalui berbagai kegiatan keagamaan.
Dalam sambutannya, Andi Akmal menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap event ini. “Kegiatan ini sangat baik dan kami amat mendukung Ramadhan Fest ini agar bisa kembali dilaksanakan pada Ramadhan yang akan datang. Saya berharap dalam kegiatan ini, tidak hanya kemeriahan dan kegembiraan yang kita peroleh, tetapi juga menjadi sarana dakwah Islam kepada masyarakat,” ujarnya.
Selain menjadi wadah bagi para pelaku UMKM, Ramadhan Fiest Vol.1 juga menghadirkan berbagai perlombaan bernuansa Islami yang bertujuan untuk memotivasi dan menyemangati umat Muslim dalam melakukan kebaikan. Sejumlah kegiatan lomba yang diikuti oleh warga Bone turut menyemarakkan acara ini, menjadikannya lebih dari sekadar festival, melainkan juga sebagai ajang edukasi dan penguatan nilai-nilai keislaman.
Tercatat sebanyak 45 tenan turut serta dalam festival yang berlangsung selama sepuluh hari ini, menyuguhkan beragam produk lokal mulai dari kuliner khas Ramadhan hingga kerajinan tangan yang menjadi daya tarik pengunjung. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, menjadikan Ramadhan Fiest sebagai salah satu event yang dinanti di Kabupaten Bone.
Menutup sambutannya, Wakil Bupati Bone menyampaikan harapan agar festival ini terus berkembang di tahun-tahun mendatang. “Kami ucapkan selamat dan sukses kepada para penyelenggara Ramadhan Fest tahun 2025 / 1446 Hijriah. Akhirnya, dengan mengucapkan Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, Ramadhan Fest Vol.1 tahun 2025 / 1446 H, saya nyatakan ditutup,” tutupnya.
Dengan berakhirnya Ramadhan Fiest Vol.1 ini, masyarakat Bone berharap kegiatan serupa dapat kembali digelar dengan lebih meriah di masa mendatang, tidak hanya sebagai ajang ekonomi, tetapi juga sebagai perayaan spiritual yang mempererat kebersamaan di bulan suci. (*)