Catatan : Yosef N – Bone
Pada Selasa malam, 29 Oktober 2024, sebuah pertemuan yang istimewa terjadi di Restoran Kepiting Bone. Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman dan Andi Akmal Pasluddin, mengadakan pertemuan dengan komunitas Etnis Tionghoa dan berbagai kalangan dalam acara Silaturahmi bertajuk *Malam Temu Hati*. Momen ini tidak hanya mengangkat nuansa keakraban, tetapi juga menyemai kebhinekaan dalam suasana penuh doa dan harapan yang diiringi oleh berbagai tokoh lintas etnis di Bone.
Acara ini dibuka dengan doa yang dipersembahkan oleh seorang pendeta Kristen. Dalam doanya, sang pendeta memanjatkan harapan agar pasangan Beramal dapat terpilih sebagai pemimpin Bone yang membawa berkah bagi masyarakat. Doa ini menjadi simbol dari persatuan yang terjalin di tengah masyarakat yang beragam, sekaligus mencerminkan semangat Bhineka Tunggal Ika di Indonesia.
Warna Kebhinekaan dan Kenangan Panjang
Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk perwakilan dari etnis Toraja, Hindu Bali, dan komunitas lainnya, menciptakan warna kebhinekaan yang kental. Edy Siaw, tokoh dari Asian Community yang turut hadir, memberikan sambutan berupa pantun sebagai penghormatan untuk calon pemimpin mereka:
Pergi ke pasar beli sutra,
Sutra merah berkilau indah.
Selamat datang pemimpin kita.
Edy menekankan bahwa kehadiran pasangan BerAmal di Bone memiliki makna tersendiri. Hubungan antara keluarga Sulaiman dan komunitas Tionghoa di Bone telah terjalin erat selama bertahun-tahun. Menurut Edy, sejak Andi Asman menjabat sebagai camat, ia dikenal sebagai sosok yang peduli dan penyayang. “Ini pengalaman saya sejak masih camat. Orangnya (Andi Asman) peduli dan penyayang,” ujarnya, mengingat kenangan-kenangan lama dengan sang calon bupati.
Harapan dan Restu untuk Masa Depan Bone
Dalam kesempatan tersebut, Edy juga mengenang momen saat ia menyarankan Andi Asman untuk maju sebagai calon pemimpin Bone. “Saya pernah bilang, ‘Bapak harus 01.’ Dan alhamdulillah,” katanya sambil tersenyum. Edy menyebut bahwa pasangan BerAmal—yang mengusung nomor urut 3—adalah harapan baru bagi masyarakat Bone, dan dengan penuh semangat mengucapkan, “San Hao Zui Hao,” yang berarti “Nomor 3 adalah yang terbaik”.
Kehadiran pasangan BerAmal, yang disertai tokoh-tokoh politik seperti Andi Mangunsidi dan Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan M. Yasir Mahmud, menunjukkan upaya mereka untuk semakin dekat dengan masyarakat Bone. Pada malam tersebut, Andi Asman mengenang mendiang kakaknya, Andi Sumardi Sulaiman, yang pernah mendampinginya dalam setiap kunjungan ke berbagai tokoh komunitas. “Saya rasa kakak ada di sini,” kata Andi Asman dengan nada haru, seraya memohon doa Al-Fatihah bagi kakaknya yang telah berpulang.
Penghargaan atas Kontribusi Etnis Tionghoa
Andi Asman juga mengakui kontribusi besar komunitas Tionghoa di Bone, khususnya dalam bidang bisnis dan lapangan kerja. Mereka dianggap turut serta membantu pemerintah daerah dalam berbagai kesempatan. “Bila ada proyek yang membutuhkan material, biasanya kita ambil. Kadang utang dulu,” ungkapnya, yang disambut dengan tepuk tangan hangat para hadirin.
Sebagai calon pemimpin, pasangan BerAmal berjanji akan terus mempererat hubungan lintas agama dan budaya melalui Forum Kerukunan Umat Beragama. Mereka menyatakan kesediaan untuk mendengarkan masukan dan siap menerima teguran jika ada kelalaian, menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga keharmonisan masyarakat.
Semangat Kebhinekaan di Tengah Pemilihan
Di akhir acara, Andi Akmal Pasluddin, calon wakil bupati, menegaskan bahwa Indonesia adalah negara berlandaskan Pancasila, yang tidak mengenal mayoritas atau minoritas. Pernyataannya ini menjadi pengingat bahwa setiap individu dalam masyarakat memiliki kedudukan yang sama. Dalam suasana penuh keakraban tersebut, pasangan BerAmal juga mengajak etnis Tionghoa, Toraja, dan Bali untuk mendukung pasangan calon Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman dan Hj. Fatmawati Rusdi, yang mengusung nomor urut 2 dengan slogan *Andalan Hati*.
Acara malam itu tidak hanya memperlihatkan dukungan dan doa bagi pasangan calon pemimpin Bone, tetapi juga menggambarkan bagaimana hubungan lintas budaya dan agama dapat memperkuat masyarakat. Dengan adanya harapan dan doa dari berbagai pihak, pasangan BerAmal diharapkan mampu membawa Bone menuju masa depan yang lebih harmonis, sejahtera, dan berdaya saing.