Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melansir Rapor Pendidikan Nasional pada tahun 2024 memberikan gambaran bahwa tingkat literasi dan numerasi pada sekolah sudah mengalami peningkatan, namun belum mencapai target maksimal yaitu pada level 10 atau 100%. Dalam diagram yang ditunjukkan, terlihat jika perubahan capaian literasi di SMP yang menerapkan Kurikulum Merdeka selama 3 tahun mencapai nilai 7,15. Kemudian disusul dengan yang menerapkan Kurikulum Merdeka selama 2 tahun mencapai nilai 5,7 dan yang menerapakan selama 1 tahun mencapai nilai 4,84. Untuk sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 hanya mendapat nilai 2,68. Kemudian capaian literasi di SMA, menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka selama 3 tahun mencapai nilai 9,7. Kemudian disusul dengan Kurikulum Merdeka selama 2 tahun pada nilai 8,21 dan selama 1 tahun mendapatkan nilai 6,08. Adapun sekolah yang masih menerapkan Kurikulum 2013 berada pada nilai 3,15.
Menurut Hidayat dan Basuki bahwa sejatinya, negara yang disebut maju kualitas pendidikannya adalah negara yang memiliki kualitas literasi yang baik, terutama Literasi Dasar, yaitu membaca dan menulis. Dalam dunia pendidikan, literasi dasar adalah fondasi yang sangat penting. Literasi dasar mencakup Kemampuan Membaca, menulis, dan berhitung (calistung), yang merupakan keterampilan fundamental bagi seseorang untuk mampu belajar lebih lanjut dan berkontribusi di masyarakat. Di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi, literasi dasar semakin menjadi keniscayaan dalam pendidikan, bukan hanya sebagai keterampilan teknis, tetapi sebagai modal utama untuk menghadapi tantangan abad ke-21.
Pendidikan yang berhasil bukan hanya mengukur prestasi akademik tinggi, tetapi juga memastikan bahwa setiap individu memiliki literasi dasar yang kuat. Tanpa literasi dasar yang memadai, proses pembelajaran di tingkat lanjut akan terhambat, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam dunia kerja modern serta kehidupan sosial menjadi sangat terbatas. Selain literasi dasar, ada lima jenis literasi dasar lainya yang harus dikuasai, yaitu literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, serta literasi budaya dan kewargaan. Setiap jenis literasi ini memiliki peran masing-masing dalam kehidupan sehari-hari dan perkembangan seseorang.
Mengapa Literasi Dasar Menjadi Sangat Penting?
Literasi dasar menjadi hal yang sangat penting dan sebuah keniscayaan diterapkan di sekolah. Mengapa? Karena literasi dasar merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki sebelum mempelajari materi yang lebih kompleks. Dengan kemampuan membaca dan menulis yang baik, akan memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan dan mampu mengungkapkan pemikirannya secara efektif. Literasi dasar adalah pintu gerbang menuju pembelajaran lebih lanjut. Seseorang yang dapat membaca dan menulis dengan baik mampu mengakses informasi dan mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk sukses dalam berbagai mata pelajaran lain, seperti sains, sejarah, atau teknologi. Menurut Kurniawan, R., & Parnawi, A. bahwa orang yang memiliki literasi dasar yang baik cenderung lebih mampu mengambil keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang kesehatan, pekerjaan, maupun hubungan sosial. Mereka juga lebih mudah terlibat dalam kegiatan masyarakat dan politik, yang pada gilirannya memperkuat partisipasi sosial dan demokrasi. Literasi dasar juga merupakan kunci untuk peningkatan ekonomi. Dalam dunia kerja modern, kemampuan untuk membaca instruksi, menulis laporan, atau menghitung biaya adalah keterampilan mendasar yang diperlukan di hampir semua sektor. Peningkatan tingkat literasi dalam suatu negara berkorelasi dengan peningkatan produktivitas dan inovasi ekonomi.
Literasi Dasar dalam Konteks Pendidikan Indonesia
Di Indonesia, literasi dasar telah menjadi salah satu prioritas dalam kebijakan pendidikan, terutama setelah diterapkannya Program Gerakan Literasi Nasional (GLN) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat literasi masyarakat Indonesia yang masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Meskipun telah banyak upaya dilakukan, berbagai tantangan masih ada, antara lain, adanya kesenjangan akses pendidikan, dimana masih banyak daerah terpencil yang minim fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar berkualitas, kurangnya bahan bacaan berkualitas. Pada kebanyakan sekolah, bahan bacaan yang sesuai untuk memperkaya literasi anak-anak masih terbatas, dan adanya tantangan budaya, dimana tidak semua keluarga mendorong kebiasaan membaca atau memiliki akses ke bahan bacaan di rumah, yang berdampak pada rendahnya minat baca anak-anak sejak dini.
Literasi Dasar di Abad ke-21
Literasi dasar di abad ke-21 tidak hanya mencakup kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Menurut Aswita, dkk. dalam buku Pendidikan Literasi: Memenuhi Kecakapan Abad 21 disimpulkan bahwa berkembangnya teknologi dan informasi, pemaknaan literasi makin berkembang yang kini mencakup banyak hal seperti, mengakses dan memanfaatkan informasi secara kritis yang mana kemampuan ini menjadi penting mengingat begitu banyak informasi yang tersebar di berbagai platform digital. Literasi digital menjadi salah satu aspek penting dalam literasi dasar modern. Berkomunikasi secara efektif di berbagai media melalui berbagai platform, baik itu tulisan, video, maupun gambar, dan berpikir kritis dan problem-solving, dimana mendorong peserta didik mampu menganalisis masalah, menemukan solusi, dan membuat keputusan yang tepat.
Upaya untuk Meningkatkan Literasi Dasar
Untuk memastikan bahwa literasi dasar benar-benar menjadi kenyataan dalam pendidikan, berbagai upaya dapat dilakukan oleh sekolah yaitu; 1) Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar. Sekolah harus memprioritaskan pengajaran literasi dasar di tahun-tahun awal pendidikan. Kurikulum yang dirancang dengan baik, metode pengajaran yang inovatif, dan pelatihan guru yang tepat sangat diperlukan, 2) Penggunaan Teknologi untuk Mendukung Literasi. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk menyediakan akses lebih luas terhadap bahan bacaan dan alat pembelajaran yang interaktif. Aplikasi pendidikan yang mendukung literasi telah terbukti efektif, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau, 3) Penguatan Peran Keluarga dalam Meningkatkan Literasi. Keluarga memiliki peran penting dalam mendukung literasi anak. Kebiasaan membaca di rumah, memberikan akses ke bahan bacaan, dan memberikan contoh dengan rajin membaca merupakan cara efektif untuk menumbuhkan budaya literasi, dan 4) Kampanye Literasi Nasional yang berkelanjutan.
Kampanye yang mendorong masyarakat untuk lebih menghargai literasi harus dilakukan secara berkelanjutan. Ini bisa dilakukan melalui perpustakaan keliling, festival literasi, lomba membaca, atau inisiatif lain yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Literasi dasar adalah keniscayaan dalam pendidikan yang harus dipenuhi untuk memastikan keberhasilan peserta didik di masa depan. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung adalah pintu gerbang menuju pembelajaran yang lebih kompleks dan pengembangan diri yang berkelanjutan. Untuk mencapai tingkat literasi dasar yang memadai, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dengan demikian, kita dapat membangun generasi yang lebih cerdas, kritis, dan siap menghadapi tantangan global di masa mendatang. (*)