Mastur : Kuliner Itu Budaya dan Harus Dilestarikan

IMG 20220831 151825 - Zonanusantara.com
Mastur
IMG 20220831 151825 - Zonanusantara.com
Mastur

Catatan Setiawan Liu- Jakarta 

Kuliner unggulan di berbagai daerah merupakan bagian dari kebudayaan. Karena itu perlu dilestarikan secara berkesinambungan.

Read More

Pandangan ini disampaikan Perwakilan Indonesia untuk perjanjian comprehensive, International Treaty On Plant Genetic Resources For Food And Agriculture (ITPGRFA), Mastur.

Alumnus program S3 Bioregulation, Tokyo University of Agriculture tahun 1999 ini menjelaskan tradisi kuliner unggulan juga harus terdokumentasi parallel dengan aspek hukum Kekayaan Intelektual Komunal (KIK). “Kalau kita bisa melindungi secara hukum kuliner tradisional dengan hak KIK, sangat bagus. Tapi itu bersifat defensif. Kalau lebih ofensif, bukan hanya melindungi secara hukum, namun juga mengembangkan menjadi bisnis,” ungkap Mastur, Rabu (31/8/2022).

Upaya perlindungan hukum sangat relevan dengan aspek ekonomi, bisnis dan kesejahteraan. Yang pernah diamati, kondisi Jepang dan Korea yang sangat gencar menjual makanan tradisional ke luar negeri termasuk Indonesia. Pembelajaran dari kedua negara tersebut, bisnis makanan tradisional sangat mungkin go internasional. Beragam masakan Jepang (susi, onigiri, ramen, odeng, rumput laut, bumbu, termasuk restoran japanese style) sudah masuk pasar Indonesia .

Baca Juga :  Bansos PKH Cair Februari 2022, Ini Cek Penerima Bansos Kemensos

“China, Korea dan beberapa negara lain juga mengincar pasar Indonesia. Kuliner dan racikan bumbu bila diproses, dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber devisa. Indonesia bisa membangun industri besar food (franchise domestic, internasional). Saya berharap restoran/café Doea Tjangkir di Bogor bisa berkembang, bercabang banyak seperti franchise bebek slamet, sop ayam pak Min. Brand lokal sangat mungkin go international. Cita rasa Indofood adalah keberhasilan Indomie (produk instant noodle) dengan resep lokal, market Global,” kata Mastur.

Menurutnya pelestarian kuliner sangat penting, harus dibarengi dengan pelestarian tanaman local juga. Contohnya talas Bogor, kalau diolah menjadi lapis talas sangat bagus. Pelestarian kuliner bisa menggunakan recipe tradisional dan membentuk kearifan lokal untuk kepentingan ekonomi. Minat dan latar belakang pengetahuannya, bukan pada pengolahan bahan pangan atau kuliner.

Baca Juga :  RG Ajak Mahasiswa Tekuni Dunia Usaha

Dikatakan sebagai orang berkecimpung di pengelolaan sumber daya genetik (SDG) tanaman, ia mengaku tertarik pada pelestarian dan pemanfaatan SDG tanaman sebagai bahan pangan. Dikatakan Kegiatan pelestarian tradisi kuliner dan pengolahan hasil pertanian lebih pas di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian (BB Pasca Panen).

“Tapi pelestarian kuliner tradisional biasanya dibarengi dengan penggunaan bahan baku pangan local,” kata Mastur.

Potensi kuliner tradisional Bogor, selain talas, ada juga pala, kemang, gandaria. Kuliner yang potensial berkembang dan bernilai jual tentunya harus dilindungi. Dalam hal ini, Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM sedang membuat Peraturan Pemerintah (PP) nya. Sehingga kecil kemungkinan negara lain claim kuliner tradisional Indonesia.

“Kuliner hobi pribadi saya. Dimanapun, saya pasti mau coba makanan lokal, termasuk di luar negeri. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) tempat saya bekerja, tempat pengelolaan SDG pertanian termasuk untuk kebutuhan pangan atau bahan pangan. Sehingga kegiatan pelestarian bisa sinergis,” pungkasnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *