MALANG – Para pengungsi erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang mulai terlihat lemas dan kelaparan. Para pengungsi hingga kini baru satu kali mendapatkan pasokan makanan.
Syamsul salah satu pengungsi, mengaku baru diberi makan pada Sabtu kemarin dan itu yang terakhir hingga kini.
“Kalau ditanya butuh apa ya butuh makan dan minum,” ucapnya, Senin (6/12)
Syamsul menjelaskan, di tempat pengungsian tersebut, ada 15 kepala keluarga yang membutuhkan makanan, dan minuman, serta selimut.
“Sampai saat ini masih ada bantuan karpet saja dari Kemensos kemarin. Kami butuh selimut juga,” tegasnya.
Terpisah, Camat Pronojiwo, Abdillah Irsyad membenarkan atas permintaan para pengungsi tersebut, memang selain makanan dan minuman, mereka memebutuhan selimut dan alas tidur.
“Saat ini yang paling dibutuhkan alas untuk tidur dan selimut karena malam hari di sini dingin sekali khususnya bagi orang tua dan anak-anak, dan baju bekas layak pakai, serta makanan dan minuman,” terangnya
Pria yang akrab disapa Irsyad mengaku, putusnya jembatan Geladak Perak tersebut membuat terhambatnya bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, karena jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya menuju Lumajang.
“Kami meminta bantuan ke Pemkab Malang untuk membantu mengatasi di sini, kami tetap menurunkan personel untuk berjaga-jaga termasuk kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan bapak Sekda di sini,” tegasnya.
Irsyad menegaskan, berdasarkan data yang berhasil dihimpun sementara orang Kecamatan Pronojiwo, ada 890 jiwa pengungsi yang tersebar di tujuh titik tempat pengungsian.
“Di sini (Pronojiwo) ada sekitar 890 jiwa pengungsi, saat ini kami masih fokus mencari korban,” tukasnya.