BONE–Sebanyak 1.022 siswa SMA/SMK se-Kabupaten Bone ikut ambil bagian mencatatkan rekor baru di Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam acara Sulsel Menari. Acara ini berlangsung meriah di Lapangan Merdeka Watampone dan menjadi bagian dari inisiatif Sulsel Menari South Sulawesi In Harmony yang diadakan serentak di seluruh Sulawesi Selatan.
Para siswa menampilkan Tari Padduppa, sebuah tarian tradisional yang dulunya digunakan untuk menyambut tamu-tamu kerajaan. Tari Padduppa memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi, menjadikannya simbol penyambutan yang hangat dan penuh kehormatan.
Kepala Cabang Dinas Wilayah III Bone, Drs. Andi Syamsu Alam, MPd, menyatakan kebanggaannya atas keberhasilan acara tersebut. “Pementasan Tari Padduppa oleh siswa-siswi se-Kabupaten Bone ini bukan hanya untuk memecahkan rekor MURI, tetapi juga sebagai wujud pelestarian budaya tradisional dalam lingkungan sekolah,” ujar Andi Syamsu Alam.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kebudayaan, dan Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. Ketiga dinas ini bekerja sama untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan acara, sekaligus mempromosikan kekayaan budaya Sulawesi Selatan kepada generasi muda.
Melalui momen Sulsel Menari, pemerintah berharap bahwa tari tradisional seperti Tari Padduppa dapat terus dilestarikan dan dihargai oleh masyarakat, khususnya di kalangan pelajar. Dengan demikian, warisan budaya daerah dapat tetap hidup dan dikenal luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Acara yang penuh semangat ini tidak hanya memecahkan rekor, tetapi juga mempererat rasa kebersamaan dan kecintaan siswa terhadap budaya lokal. Partisipasi aktif para siswa dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan, menciptakan harmoni yang indah di Sulawesi Selatan.
Pj Bupati Bone, Drs. H. Andi Islamuddin, MH, mengungkapkan rasa kebanggaannya yang mendalam atas terlaksananya kegiatan yang melibatkan 1022 siswa di Kabupaten Bone. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa momentum ini sangat langka dan bersejarah, mengingat dari puluhan ribu siswa yang ada di Kabupaten Bone, hanya 1022 siswa yang terpilih untuk berpartisipasi dalam event tersebut.
“Anak-anakku yang akan mengangkat harkat dan martabat Kabupaten Bone. Apalagi, tarian yang ditampilkan menjadi ciri khas dalam penjemputan tamu-tamu. Itu menjadi tanda bahwa Bone kaya akan budaya,” ujarnya dengan penuh kebanggaan.
Tarian yang ditampilkan oleh para siswa ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi simbol kekayaan budaya Bone yang patut dijaga dan dilestarikan. Andi Islamuddin berharap agar Kabupaten Bone dapat dikenal sebagai pusat budaya, tempat di mana tradisi dan kesenian terus hidup dan berkembang.
“Kita jadikan daerah Bone sebagai daerah pusat budaya,” tambahnya. Dengan keterlibatan siswa dalam event ini, ia percaya bahwa generasi muda Bone memiliki potensi besar untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya daerah.
Acara ini juga mendapat apresiasi tinggi dari Pemerintah Daerah (Pemda) Bone. Andi Islamuddin menyampaikan terima kasih atas kerja keras Cabang Dinas (Cabdis) Wilayah III Bone dan kepala sekolah yang telah berkontribusi besar dalam menyukseskan acara ini.
“Ini akan tercatat dalam sejarah dan tidak lekang oleh waktu. Atas nama Pemda Bone, saya mengucapkan terima kasih atas kerja keras Cabdis Wilayah III Bone dan kepala sekolah yang telah mensukseskan acara ini,” tuturnya.
Dengan semangat dan dedikasi yang ditunjukkan oleh para siswa, guru, dan seluruh pihak yang terlibat, kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak sejarah yang menginspirasi generasi mendatang untuk terus mencintai dan melestarikan budaya Bone. (*)