
MALANG, Ratusan nelayan terpaksa memilih tidak melaut dan alih profesi. Keputusan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap imbauan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geoslfisika (BMKG) stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Tanjung Perak Surabaya memperkirakan gelombang laut mencapai empat meter.
Ketua Kelompok Nelayan Mina Bina Lestari di Pantai Tamban, Sarjono Budianto mengatakan, sejak adanya peringatan atau imbauan tersebut, sebanyak 110 nelayan dari 220 nelayan memutuskan alih profesi menjadi petani.
“Peringatan itu membuat 50 persen lebih anggota kami langsung alih profesi menjadi petani. Ya petani tebu atau petani padi,” ucapnya, saat dikonfirmasi, Senin (1/3).
Pria yang akrab disapa Budi ini menjelaskan, dari jumlah tersebut, ada beberapa yang memilih untuk menganggur, namun ada juga yang masih nekat melaut karena tuntutan ekonomi.
“Ada beberapa yang masih nekat melaut. Tapi mereka pasti tahu batasannya, hanya memasang jaring terus pulang,” jelasnya.
Selain adanya peringatan atau imbauan dari BMKG itu, lanjut Budi, para Nelayan Pantai Tamban sudah jarang melaut sejak Januari 2021 lalu, karena cuaca yang tidak mendukung.
“Kalau musim hujan ekstrim ikannya tidak banyak, jadi banyak nelayan yang memilih tidak melaut, di bulan Januari kemarin cuacanya kan ekstrem,” terangnya
Apalagi, lanjut Budi, saat ini di Pantai Tamban sedang bertiup Angin Barat yang membahayakan nelayan saat melaut.
“Karena angin barata ini cukup kencang. Maka dari itu kami juga kebanyakan tidak melaut daripada membahayakan kami sendiri,” tukasnya.