BONE–Kabupaten Bone, di Sulawesi Selatan, kembali meraih prestasi luar biasa di bidang pendidikan lingkungan. Pada tahun 2023, melalui bimbingan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), tiga sekolah di wilayah ini berhasil meraih penghargaan Adiwiyata Nasional. Penghargaan ini merupakan sebuah bentuk apresiasi terhadap praktik peduli lingkungan yang telah diterapkan di sekolah-sekolah tersebut.
Sekolah-seskolah yang meraih penghargaan Adiwiyata Nasional adalah SMAN 13 Bone dibawah kepemimpinan Drs. Hamzah, MM selaku kepala sekolah, SDN 26 Watang Palakka dibawah kepemimpinan Hj. Andi Harnani, SPd dan SDI 6/75 Corowali dibawah kepemimpinan Muh. Sofyan, SPd. Penghargaan ini adalah hasil dari dedikasi dan upaya berkelanjutan dalam menerapkan program-program lingkungan yang berwawasan Adiwiyata.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone Dray Vibrianto, SIP, M.Si menjelaskan bahwa Sekolah Adiwiyata, adalah sekolah yang memegang teguh prinsip peduli dan berbudaya lingkungan, serta memiliki program nyata untuk mengintegrasikan pelestarian lingkungan dalam kegiatan belajar dan mengajar. Tujuan utamanya adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga mereka dapat turut bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup.
Untuk mendapatkan status Sekolah Adiwiyata, setiap sekolah harus memenuhi empat indikator pokok, yaitu kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan, serta kemitraan dengan masyarakat dalam pelestarian lingkungan.
Penghargaan ini merupakan bukti konkret bahwa Kabupaten Bone telah berhasil melibatkan sekolah-sekolah dalam gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) secara berkelanjutan. Dampak positif dari upaya ini tidak hanya dirasakan oleh sekolah itu sendiri, tetapi juga pada peningkatan kualitas lingkungan hidup di daerah sekitar.
“Prestasi ini adalah bukti bahwa kerja keras para guru, siswa, serta dukungan dari pihak-pihak terkait, seperti orang tua dan masyarakat, sangat berarti. Ini adalah langkah positif menuju upaya pelestarian lingkungan yang lebih luas di wilayah kami,” ungkapnya.
Dalam upaya untuk melestarikan lingkungan hidup, tiga sekolah yang meraih penghargaan Adiwiyata Nasional ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Kabupaten Bone dan seluruh Indonesia untuk lebih peduli dan berbudaya lingkungan serta berkontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup secara aktif.
Sementara itu, Kepala UPT SMAN 13 Bone, Drs. Hamzah, MM, mengungkapkan bahwa pencapaian ini adalah hasil dari dedikasi dan konsistensi para guru dan siswa dalam menjaga kebersihan, keindahan, serta menjadikan lingkungan sekolah menjadi hijau dan mengelola sampah menjadi produk yang bermanfaat, seperti tempat sampah dari bahan plastik dan lain-lain.
Meraih predikat Adiwiyata Nasional bukanlah hal yang mudah. SMAN 13 Bone telah dua kali mengajukan usulan sebelumnya tanpa berhasil. Namun, berkat Tim Percepatan Sekolah Adiwiyata Nasional yang dibentuk, akhirnya SMAN 13 Bone berhasil meraih prestasi tersebut.
Dalam pernyataannya, Hamzah menegaskan bahwa pencapaian ini harus menjadi motivasi bagi seluruh warga SMAN 13 Bone untuk terus menjaga kebersihan, kesehatan, dan kehijauan lingkungan sekolah. “Meraih prestasi itu mungkin sulit, tetapi mempertahankannya jauh lebih berat. Oleh karena itu, saya terus menekankan kepada warga SMAN 13 Bone bahwa apa yang sudah kita raih harus terus dijaga dan ditingkatkan,” tandasnya. (*)