JAKARTA – Saat ini, penyebaran virus Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah sangat luas dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Selain itu, virus ini juga dapat menimbulkan dampak yang luar biasa pada tubuh manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, setiap orang perlu melakukan pencegahan yang tepat untuk melindungi dirinya dan keluarganya dari virus DBD.
Menurut dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A, DBD bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah komunitas. Risiko DBD lebih tinggi di daerah yang padat penduduknya seperti daerah pemukiman perkotaan. Karenanya, perlu adanya tindakan preventif dalam bentuk Gerakan 3M Plus dan vaksinasi lengkap sebagai upaya dalam meminimalkan risiko penyebaran virus ini.
Gerakan 3M Plus sendiri adalah gerakan membasmi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus melalui tiga cara, yaitu membuang tempat-tempat yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, menguras bak mandi atau penampungan air lainnya secara teratur, dan menutupi tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dengan kain atau terali nyamuk.
Namun, gerakan 3M Plus saja tidaklah cukup untuk melakukan pencegahan yang optimal dari DBD. Untuk melindungi keluarga dari DBD, diperlukan juga vaksinasi lengkap yang menjadi salah satu cara pencegahan terbaik.
“Vaksinasi DBD memiliki peran penting dalam mencegah kasus DBD yang lebih buruk, sehingga dapat mengurangi angka rawat inap dan membantu sistem kesehatan nasional,” kata dr. Nunky dalam keterangan persnya, Kamis (1/8/2024).
Di Indonesia, vaksinasi lengkap DBD diperuntukkan bagi kelompok usia 6-45 tahun, dapat diberikan terlepas dari paparan DBD sebelumnya, serta dapat diakses secara mandiri oleh masyarakat. Vaksin DBD adalah salah satu langkah penting untuk meningkatkan perlindungan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi, untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan vaksinasi DBD, seperti adanya riwayat reaksi alergi serius terhadap vaksin, seseorang yang sedang menderita penyakit atau gangguan kesehatan lainnya, serta wanita hamil. Sebelum melakukan vaksinasi, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu mengenai kondisi kesehatan masing-masing.
Menurut Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, DBD adalah salah satu ancaman kesehatan masyarakat utama di dunia, dan Indonesia merupakan salah satu negara yang paling terdampak.
“Anak sekolah dan orang dewasa yang bekerja adalah kelompok yang paling rentan tertular DBD, dan yang memprihatinkan, DBD adalah penyebab utama kematian anak-anak di Indonesia,” kata Andreas.
Melalui pencegahan inovatif, seperti vaksinasi DBD, serta Gerakan 3M Plus, semua orang bisa membantu dalam mencegah penyebaran virus ini. Penting bagi setiap individu untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menjalankan langkah-langkah pencegahan yang telah disebutkan, termasuk melakukan vaksinasi lengkap DBD.
Selain itu, sosialisasi mengenai pengenalan gejala awal DBD pada diri sendiri dan keluarga juga sangat penting. Gejala yang terlihat umumnya mirip dengan flu, seperti sakit kepala, demam tinggi, dan rasa lelah. “Jika mengalami gejala ini, segera temui dokter dan lakukan tes DBD untuk memastikan apakah Anda atau keluarga Anda benar-benar terinfeksi virus DBD,” ujarnya.
Dari pesan-pesan yang disampaikan, maka membuat keluarga terlindungi dari DBD perlu dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dengan menjaga lingkungan sekitar tetap bersih dan melakukan vaksinasi lengkap, maka DBD dapat dicegah dengan optimal. Dalam lingkup komunitas, sosialisasi mengenai penyebaran DBD juga perlu dilakukan agar semua masyarakat dapat mengetahui cara penyebaran virus ini dan melakukan upaya pencegahannya.