Pendidikan Ekologi Sejak Dini, GMIT Petra Jadikan Paskah Momentum Literasi Lingkungan untuk Anak dan Remaja

Pendidikan Ekologi Sejak Dini, Gmit Petra Jadikan Paskah Momentum Literasi Lingkungan Untuk Anak Dan Remaja
Sosmed-Whatsapp-Green
Zonanusantara.com Hadir di WhatsApp Channel
Follow

KEFAMENANU,- Perayaan Paskah 2025 di Jemaat GMIT Petra Kefamenanu, Klasis TTU, Nusa Tenggara Timur, tak hanya menjadi peristiwa spiritual, tetapi juga sarana edukasi lingkungan bagi anak dan remaja.

Melalui kegiatan bertajuk Green Paskah pada Kamis (17/4/2025), gereja memperkenalkan nilai-nilai pelestarian bumi sebagai bagian dari pendidikan iman yang menyentuh seluruh lapisan usia.

Mengusung konsep Jalan Salib sambil memungut sampah di sepanjang rute dari Gereja Petra ke sejumlah titik di pusat kota, kegiatan ini mengajak ratusan jemaat dari berbagai usia untuk mengalami penderitaan Kristus sembari mempraktikkan tanggung jawab ekologis.

Yang menarik, kelompok anak dan remaja menjadi garda depan dalam aksi ini. Dengan semangat yang tinggi, mereka memungut plastik, botol bekas, dan sampah lainnya yang berserakan di jalanan.

Bagi GMIT Petra, momen ini merupakan bentuk pendidikan karakter yang menyatukan spiritualitas dan kepekaan sosial sejak usia dini.

Charles Ratu Lobo, koordinator pemuda GMIT Petra, menjelaskan bahwa kegiatan ini sengaja melibatkan anak-anak dalam aksi nyata untuk menanamkan kesadaran ekologis sebagai bagian dari iman kristiani.

Baca Juga :  KPU TTU Lantik 120 PPK Pemilu 2024 

“Kami ingin generasi muda memahami bahwa merawat bumi bukan hanya tugas aktivis lingkungan, tapi bagian dari kasih dan iman kita kepada Tuhan. Paskah memberi kita kesempatan untuk mengajarkan nilai itu melalui tindakan, bukan sekadar teori,” ujarnya.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, para pemuda juga menampilkan drama bertema ekologi yang menggambarkan penderitaan bumi akibat ulah manusia. Drama ini diselingi dengan narasi-narasi reflektif yang menggugah kesadaran audiens, termasuk anak-anak, tentang pentingnya menjaga ciptaan Tuhan.

Pendidikan Ekologi Sejak Dini, Gmit Petra Jadikan Paskah Momentum Literasi Lingkungan Untuk Anak Dan Remaja

Pendeta Jandri M. Mbeo, yang menjadi pendamping rohani bagi pemuda dan remaja gereja, menegaskan bahwa gereja perlu aktif mengintegrasikan isu lingkungan dalam pendidikan iman anak.

“Anak-anak adalah agen perubahan. Saat mereka diajarkan mencintai lingkungan sejak dini, mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya saleh secara spiritual, tapi juga bertanggung jawab terhadap sesama dan alam,” jelasnya.

Baca Juga :  Tampil Perkasa, Kesebelasan Desa Kaenbaun Bantai Kesebelasan Jak 5-0  

Menurutnya, Jalan Salib dengan aksi pungut sampah adalah simbolisasi penderitaan Yesus yang tidak hanya menanggung dosa manusia, tapi juga penderitaan bumi akibat kerusakan ekologis. Ia menambahkan, “Kita harus memulai dari gereja, dari anak-anak kita sendiri.”

Sementara itu, Yuli Wali, Ketua Panitia Green Paskah, menyoroti pentingnya kebiasaan kecil seperti membuang sampah pada tempatnya sebagai wujud iman yang konkret.

“Kalau kita bisa ajarkan anak-anak untuk tidak membuang sampah sembarangan, itu lebih dari sekadar pelajaran etika. Itu adalah pewartaan Injil dalam bentuk nyata,” katanya.

Kegiatan Green Paskah ini menjadi contoh bagaimana gereja dapat menjadi pusat literasi ekologi yang membumi dan aplikatif, terutama bagi generasi muda.

Dengan menggabungkan refleksi iman dan tindakan sosial, GMIT Petra memberikan teladan bahwa Paskah tidak hanya berbicara tentang penebusan dosa, tetapi juga tentang pemulihan bumi rumah bersama bagi seluruh ciptaan.

Ikuti Zonanusantara.com untuk mendapatkan informasi terkini.
Klik WhatsApp Channel & Google News

Related posts