BONE–Senin pagi, 16 September 2024 di Dusun Bance’e, Desa Poleonro, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, berubah menjadi momen penuh duka. Sekitar pukul 06.30 WITA, warga yang melintas, Haris dan Hasanuddin, menemukan sesosok tubuh tergeletak di pinggir jalan. Pria malang tersebut, yang belakangan diidentifikasi sebagai Sultim (28), warga Dusun Matajang, Desa Telupanuae, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, ditemukan sudah tidak bernyawa.
Kapolsek Libureng, IPTU Andi Jalaluddin S.Sos, mewakili Kapolres Bone AKBP Erwin Syah, S.I.K., M.H., memberikan keterangan mengenai insiden tragis ini. Berdasarkan penyelidikan awal, Sultim diduga mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai sepeda motor Yamaha MX King berwarna merah hitam dengan nomor polisi DW 2619 QD. “Korban kemungkinan mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi sebelum oleng ke kiri dan menabrak tiang Telkom yang berada di lokasi kejadian,” jelas IPTU Andi Jalaluddin.
Menurutnya, kecelakaan tersebut diduga terjadi pada Minggu malam, sekitar pukul 22.30 WITA. Korban ditemukan tergeletak sekitar empat meter dari badan jalan dalam kondisi yang mengenaskan. Pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan beberapa luka serius pada tubuh Sultim, termasuk luka robek di dahi sebelah kiri, bengkak di wajah kiri, luka lecet pada betis kanan dan leher, serta darah yang keluar dari kedua telinganya.
Pasca kejadian, sepeda motor milik korban segera diamankan di Mapolsek Libureng, sementara jenazah Sultim dibawa ke Puskesmas Tanabatue untuk pemeriksaan medis lebih lanjut. Pihak keluarga korban, yang terkejut dan berduka, segera menjemput jenazah di Puskesmas Libureng untuk kemudian dibawa pulang ke rumah duka di Dusun Matajang, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros.
Kapolsek Libureng menyampaikan rasa belasungkawa mendalam atas peristiwa ini. Ia juga menekankan pentingnya kehati-hatian dalam berkendara, terutama di jalan-jalan poros yang menghubungkan antar kota dan kabupaten. “Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama saat berkendara di malam hari. Patuhilah aturan lalu lintas dan hindari berkendara dalam kondisi lelah atau mengantuk,” ujarnya, menekankan bahwa keselamatan di jalan adalah prioritas utama.
Insiden ini menjadi pengingat pahit bagi semua pengguna jalan tentang betapa pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas dan menjaga kondisi fisik saat berkendara. Kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa Sultim bukan hanya tragedi bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga peringatan serius bagi semua pengendara.
Perjalanan hidup Sultim mungkin telah berakhir terlalu cepat, namun pesannya tetap abadi: selalu utamakan keselamatan saat berkendara. Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih berhati-hati di jalan raya. (*)