Oleh Hendrika LW
Selamat malam Klara, saat kutumpahkan isi hati ini, semoga kamu belum tidur. Seperti aku yang tak dapat memejamkan mata, karena mengingatmu. Mamandang langit, sambil mengagumi bintang jiwa ini terasa sedang memelukmu.
Masih melekat ingatan, saat pertemuan itu. Tak pernah aku menyangka, menjumpaimu di sana, di antara hamparan buku di pameran kala itu. Pertemuan itu membuat kita asyik memintal kisah yang terajut hingga kini.
Pancaran matamu teduh, senyummu hangat. Membuatku kembali ke masa mudaku, saat pertama jatuh cinta.
Oh Klara,
Hal terindah yang aku rasakan saat ini adalah tak pernah berhenti merindukanmu. Aku tahu ini sangat sulit. Kamu dikawal seseorang yang membuatku cemburu. Namun dengan cintaku, tak ada yang bisa menghalangiku.
Aku melangkah dalam kesunyian di antara deru kecemburuan. Aku kangen di antara megahnya cinta yang membara. Bagai api yang melumat seluruh jiwaku.
Kla,..
Aku bicara atas nama cinta ketika dirimu meragukannya. Aku menjemputmu saat dirimu masih bernostalgia dengan masa lalu.
Aku datang Kla, bagai angin sepoi, yang menembus jendela kamarmu. Aku ingin melihatmu, memastikan kita akan terus bersama di antara getar rindu.
Kla, kutitipkan rindu ini pada malam. Ingin kupeluk mimpi bersamamu dan masih lelap walau fajar mengecup.