Bone–Insiden Kekerasan kembali terjadi di lingkungan rumah sakit, kali ini menimpa seorang Dokter umum yang sedang bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Tenriawaru Bone. dr. Buyung Sugianto (39), seorang dokter yang berdedikasi menangani pasien, mengalami penganiayaan oleh AW alias AR (27), keluarga pasien, pada Rabu malam (23/10), sekitar pukul 19.00 WITA.
Kejadian bermula ketika dr. Buyung tengah menangani seorang pasien yang menjadi korban kecelakaan. Di tengah proses penanganan, suasana di ruang IGD tiba-tiba berubah tegang. Salah satu anggota keluarga pasien, yang kemudian diketahui adalah adik dari pelaku, mulai berteriak dengan nada protes terhadap prosedur medis yang sedang berlangsung. Dokter Buyung, yang sedang berusaha fokus menangani pasien, meminta keluarga tersebut menunggu di luar ruangan agar kondisi tetap kondusif.
Kasat Reskrim Polres Bone, AKP Yusriadi Yusuf, menjelaskan bahwa meski kakak pelaku sempat berusaha menenangkan adiknya, ketegangan justru semakin meningkat. Pelaku tetap berteriak-teriak di ruang IGD, sehingga mengganggu proses penanganan darurat. dr. Buyung yang merasa tertekan dengan situasi tersebut berusaha melanjutkan tugasnya bersama rekan kerjanya.
Namun, insiden yang tak terduga terjadi. “Pelaku tiba-tiba mendorong dokter Buyung dan memukul kepalanya berulang kali menggunakan tangan, hingga korban mengalami luka memar di bagian kepala,” kata AKP Yusriadi.
Mendapat laporan kejadian tersebut, Unit Resmob Sat Reskrim Polres Bone yang dipimpin IPDA Nanang Eka Sulistiyawan segera melakukan pengejaran. Pelaku akhirnya berhasil diamankan pada Kamis (24/10) sekitar pukul 14.10 WITA di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Kelurahan Macanang. “Pelaku, yang merupakan seorang mahasiswa, telah mengakui perbuatannya dan saat ini sudah ditahan di Mapolres Bone untuk menjalani proses hukum lebih lanjut,” tambah Yusriadi.
Kasus ini akan diproses sesuai dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan. Sementara itu, pihak rumah sakit menyayangkan insiden kekerasan yang terjadi di lingkungan kerja mereka. Kasus ini menjadi peringatan penting akan pentingnya komunikasi yang baik antara tenaga medis dan keluarga pasien, terutama di situasi darurat seperti di IGD. (*)