KEFAMENANU,- Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mengambil langkah strategis dalam mengatasi persoalan aset mangkrak sekaligus menjawab kebutuhan layanan kesehatan jiwa di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rumah sakit modern yang selama ini tidak difungsikan akan segera dialihstatuskan menjadi Rumah Sakit Jiwa (RSJ).
Langkah ini dinilai sebagai bentuk pemanfaatan aset daerah yang selama ini terbengkalai dan menjadi beban anggaran.
Bupati Timor Tengah Utara, Yosep Falentinus Delasalle Kebo, menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin membiarkan fasilitas bernilai miliaran rupiah itu tidak termanfaatkan.
“Kita harus aktifkan kembali aset-aset yang tidur, jangan sampai bangunan hanya jadi monumen. Rumah sakit modern ini akan kita manfaatkan sebagai RS Jiwa karena kebutuhan masyarakat sangat mendesak,” ujarnya, Jumat (9/5/2025).
Menurutnya, Provinsi NTT termasuk dalam tiga besar dengan jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tertinggi di Indonesia, setelah Jawa Tengah dan Surabaya.
Dengan persentase mencapai 3,6%, Bupati Falen menilai sudah saatnya NTT, khususnya TTU, memiliki fasilitas pelayanan kesehatan jiwa yang memadai.
Meski saat ini masih terkendala kekurangan tenaga ahli, pemerintah terus membangun komunikasi dengan berbagai pihak.
Ia menyebut sudah melakukan konsultasi dengan sejumlah praktisi kesehatan jiwa untuk memastikan kesiapan layanan.
“Jika rumah sakit jiwa ini beroperasi, kita tidak hanya mengobati ODGJ, tapi juga mengembalikan mereka ke masyarakat dengan kondisi yang pulih,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten TTU menargetkan renovasi bangunan segera dimulai setelah proses alih status rampung.
Rumah sakit jiwa ini akan menyediakan layanan rawat inap dengan pendekatan pemulihan holistik, termasuk pemberian obat, makanan, dan rehabilitasi sosial.
Kebijakan ini dipandang sebagai bagian dari upaya reformasi sistem layanan publik dan respons terhadap krisis kesehatan mental yang kian mengemuka di daerah.