KEFAMENANU,- Menghadapi meningkatnya kasus kenakalan remaja yang marak terjadi di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Polres TTU tidak hanya mengandalkan patroli malam semata.
Langkah preventif yang kini diperkuat adalah dengan masuk langsung ke lingkungan pendidikan untuk membangun karakter dan kedisiplinan generasi muda sejak dini.
Kapolres TTU, AKBP Eliana Papote, S.I.K., M.M., menegaskan bahwa pembinaan moral di lingkungan sekolah menjadi garda terdepan dalam mencegah perilaku menyimpang di kalangan remaja.
Menurutnya, patroli rutin malam hari tetap penting sebagai bentuk penegakan hukum dan pengawasan, namun itu harus dilengkapi dengan pendekatan edukatif di ruang-ruang kelas.
“Kita tidak bisa hanya menindak di jalan. Polri juga punya tanggung jawab membentuk karakter anak-anak kita sejak dini, terutama melalui kerja sama dengan pihak sekolah dan orang tua,” jelas Eliana saat memimpin rapat bersama jajaran perwira Polres TTU.
Untuk itu, Polres TTU telah menetapkan kebijakan baru yang menugaskan para Bhabinkamtibmas hadir setiap Senin pagi dalam kegiatan upacara bendera di sekolah-sekolah. Mereka tidak hanya bertugas memberi arahan, tetapi juga membawakan materi-materi edukatif seputar etika, disiplin, bahaya narkoba dan minuman keras, serta pentingnya menjaga keamanan lingkungan.
Tak hanya Bhabinkamtibmas, para perwira bahkan Kapolres sendiri dijadwalkan menjadi inspektur upacara secara bergiliran di berbagai sekolah.
Eliana menyebut, ini merupakan bentuk nyata keterlibatan langsung institusi Polri dalam proses pendidikan non-formal di kalangan pelajar.
“Anak-anak butuh sosok teladan yang hadir langsung di tengah mereka. Kami ingin kehadiran polisi bukan hanya sebagai penegak hukum, tapi juga sebagai pembina moral dan inspirasi bagi masa depan mereka,” tegasnya.
Kasus-kasus seperti penganiayaan, perkelahian antar pelajar, hingga konsumsi miras yang melibatkan remaja belakangan ini dinilai sebagai sinyal darurat yang membutuhkan penanganan lebih menyeluruh.
Oleh karena itu, selain pengawasan lapangan, strategi jangka panjang yang menyasar akar masalah seperti lemahnya kontrol sosial dan krisis identitas pada remaja juga tengah diperkuat.
Dalam implementasinya, Polres TTU menggandeng Dinas Pendidikan, tokoh masyarakat, dan para guru untuk merancang modul pembinaan karakter yang sesuai dengan kondisi sosial pelajar di TTU. Program ini akan dikembangkan menjadi agenda bulanan dengan pelibatan lintas sektor.
Menurut Eliana, pelibatan komunitas lokal juga menjadi bagian penting dalam upaya ini. Tokoh agama dan adat akan turut serta dalam forum-forum diskusi dan pendekatan sosial yang menyasar anak-anak dan remaja yang rentan.
“Ini tugas bersama. Tidak bisa hanya polisi. Masyarakat, keluarga, sekolah, semua harus bersatu untuk menjaga anak-anak kita agar tidak terseret arus kenakalan,” tambahnya.
Dengan kombinasi strategi preventif dan edukatif ini, Polres TTU menargetkan penurunan signifikan angka kenakalan remaja dalam satu tahun ke depan. Fokusnya tidak hanya pada penindakan, tetapi juga pembentukan karakter dan budaya disiplin sejak dini, demi menciptakan generasi muda TTU yang tangguh, cerdas, dan berintegritas.